dc.description.abstract | Lahan-lahan pertanian sudah banyak mengalami penurunan kesuburan
tanah akibat praktek-praktek budidaya yang kurang sesuai, sehingga perlu adanya
upaya perbaikan. Salah satu upaya mengatasinya adalah dengan pemberian pupuk
organik berupa kompos, kompos ini dapat dibuat dari sampah yang berupa
sisa-sisa sayur dipasar-pasar tradisional di kota, karena sampai sekarang ini masih
menjadi problem. Pemanfaatan sampah sayur sebagai ekstrak kompos merupakan
salah satu teknologi pemamfaatan limbah sayuran. Penambahan ekstrak kompos
sayur diharapkan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tembakau H-
877 yang terserang virus CMV(Cucumber Mosaic Virus). Penelitian ini bertujuan
untuk : (1) Mengetahui interaksi antara aplikasi ekstrak kompos sayur dengan
inokulasi CMV terhadap serapan hara tanaman tembakau H-877, (2) Mengetahui
interaksi antara aplikasi ekstrak kompos sayur dengan inokulasi CMV terhadap
kadar hara media tanam tembakau H-877 .
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 3 faktor yang
diulang 3 kali, dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) 5%. Faktor
pertama adalah dosis ekstrak kompos (P) yaitu (P1) dosis 1:10, (P2) dosis 1:12,
(P3) dosis 1:16. Faktor kedua adalah frekuensi pemberian ekstrak (A) yaitu (A0)
kontrol (A1) 1 minggu sekali, (A2) seminggu 2 kali. Faktor ketiga adalah
inokulasi virus (V) yaitu (- V) tidak dinokulasi virus dan (+ V). Parameter yang diamati meliputi perubahan sifat kimia dan kandungan hara media tanam terdiri dari pH, C-organik, N- Total, P-Tersedia dan Kalium yang dilakukan pada saat sebelum aplikasi dan setelah aplikasi (40 hari), serta serapan hara N, P dan K tembakau. Selain itu juga dilakukan pengamatan biomassa tanaman yaitu berat basah dan kering tanaman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar hara ekstrak kompos
mengandung hara N-total 0,91%, P-tersedia 5,61 ppm, K-tersedia 35,67 me/100 g,
C-organik 3,56%. Aplikasi ekstrak kompos dan inokulasi virus, cenderung
meningkatkan serapan hara (N,P, dan K) jika dibandingkan dengan kontrol,
demikian juga peningkatan dosis ekstrak yang diberikan pada tanaman yang
diinokulasi virus membantu meningkatkan K-tersedia media tanam. Dosis ekstrak
(1:12) yang diaplikasikan seminggu sekali (P2A1) menghasilkan N-total media
tanam tertinggi dibandingkan perlakuan lain. Dosis ekstrak P1 (1:10) memberikan
serapan hara (P dan K) tertinggi pada masing-masing sebesar 4,95 g/ tanaman dan
16,24 g/tanaman, dan frekuensi pemberian ekstrak seminggu 2 kali (A2)
memberikan serapan hara (N,P,dan K) tertinggi masing-masing sebesar
36,65 g / tanaman, 5,04 g / tanaman, dan 15,97 g / tanaman. | en_US |