| dc.description.abstract | Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian 
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, 
pelayanan kesehatan, dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status 
derajat  kesehatan  masyarakat.  Salah  satu  indikator  baiknya  status  kesehatan 
masyarakat dalam lingkup rumah tangga adalah ketersediaan air bersih baik dari segi 
kualitas dan kuantitas. Berdasarkan data Puskemas Arjasa tahun 2011 penyakit diare 
dan  gastroenteritis  menempati  urutan  ketiga  terbesar  dengan  jumlah 1.615 
penderita.Hal ini mengindikasikan terjadinya water borne disease. Dalam air bersih 
semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko bahwa orang-orang dapat 
mengembangkan penyakit gastrointestinal, sebab kontaminasi seperti virus / bakteri 
dapat menjadi melekat pada padatan tersuspensi. Salah satu faktor yang dapat 
mempengaruhi kualitas air adalah perilaku pemanfaatan air tersebut di mana dalam 
penelitian ini yang ditinjau lebih lanjut adalah aktivitas masyarakat menggunakan air 
sumur. 
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian 
ini menggunakan teknik cluster sampling, keseluruhan sampel berjumlah 35 sumur. 
Kedua variabel yang diduga saling berhubungan dianalisis dengan statistik uji 
asosiasi asimetri lambda statistik LB dan Chi Square dengan α = 0,05. Pengambilan 
data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara, observasi dan 
pemeriksaan laboratorium. Analisis statistik tersebut menghubungkan pengetahuan 
masyarakat terhadap kualitas air sumur (kekeruhan, bau, rasa dan coliform) serta menghubungkan perilaku masyarakat terhadap kualitas air sumur (kekeruhan, bau, rasa dan coliform). 
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  hubungan  antara  pengetahuan 
masyarakat terhadap kekeruhan (p = 0,466); bau (p = 0,832); rasa (p = 0,365); dan 
coliform (p = 0,791) tidak ada hubungan yang signifikan; serta hubungan antara 
perilaku masyarakat terhadap kekeruhan (p = 0,181); bau (p = 0,504); rasa (p = 
0,653); dan coliform (p = 0,855) tidak ada hubungan yang signifikan. Berdasarkan 
hasil pemeriksaan laboratorium air sumur di Dusun Calok - Desa Arjasa yaitu 
kekeruhan  dan  kandungan  coliform,  diperoleh  hasil 	94,3%  responden  bahwa 
kekeruhan air sumurnya tidak melebihi 25 NTU dan 88,6% responden terdapat 
kandungan coliform yang melebihi 50  JPT/100ml.  Oleh sebab itu, diharapkan 
masyarakat di Dusun Calok - Desa Arjasa dapat memperbaiki kondisi fisik sumur 
yang memenuhi syarat dan meningkatkan perilaku hidup sehat agar mencegah 
kontaminasi air yang merupakan akibat dari aktivitas/kegiatan rumah tangga sehari-
hari. | en_US |