dc.description.abstract | Pesta pemilihan presiden India ke-11 yang berlangsung pada tanggal 15-18
Juli 2002 dengan latar belakang kerusuhan Gujarat, telah usai. Wakil-wakil rakyat
India yang duduk di Lokh Sabha, Rajya Sabha dan Vidhan Sabha pun telah
menyalurkan aspirasi mereka, baik untuk memanifestasikan harapan rakyat akan
kebijakan-kebijakan pejabat pemerintah (presiden) yang lebih efektif terhadap
permasalahan keretakan agama di India, ataupun untuk memperjuangkan
kepentingan dan tujuan politik kelompok yang diwakilinya. Meski kepemimpinan
Dr. Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam sudah berjalan hampir selama 3 tahun,
aura keunikan fenomena pemilihan tokoh itu belumlah benar-benar lekang. Status
non-politisi dan non-Muslim yang melekat pada Kalam sepertinya tidak akan
pernah dilupakan oleh sejarah serta akan senantiasa dicatat oleh siapa saja yang
tertarik untuk terus mengikuti liku-liku demokratisasi India yang sejak 1989
berubah sangat koalitif.—bahwa Abdul kalam telah menjadi presiden pertama
yang didukung secara konsensual ditengah dominansi masyarakat Hindu dan
tingginya intensitas konflik suprastruktur politik, serta ketika peranan
kepresidenan menjadi sangat krusial didalam menentukan stabilitas pemerintahan
dan keamanan negara. Dari berbagai temuan data atau informasi empiris yang
relevan mengenai “Dukungan Mayoritas Partai Politik India terhadap Abdul
Kalam Dalam Pemilihan Presiden India Tahun 2002”, penulis menyimpulkan
bahwa hipotesis yang semula berupa jawaban sementara, akhirnya dapat dipahami
sebagai suatu realitas yang mengarah pada kebenaran. Dalam bahasa lain,
lolosnya Abdul Kalam ke kursi kepresidenan dengan dukungan yang luas dari dua
kekuatan politik utama India yakni dari pemerintah koalisi National Democratic
Alliance pimpinan BJP serta dari Kongres dan aliansinya, lebih dikarenakan
integritas Kalam yang agamis, kecerdasan, wawasan kebangsaan, jiwa pemimpin,
sederhana, inklusif dalam keberagaman, toleran, diterima semua spektrum politik,
serta prestasi luar biasa yang meninggikan wibawa India sebagai negara
berkemampuan nuklir | en_US |