dc.description.abstract | Menurut Brochhaus (dalam Druxes , 1986:3), Fisika merupakan bagian
ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains yang menerangkan berbagai gejala dan
dan kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran
apa yang didapat, penyajian secara sistematis, dan berdasarkan peraturan –
peraturan umum. Berdasarkan fakta yang ada telah diketahui bahwa dikalangan
siswa telah berkembang kesan bahwa pelajaran fisika merupakan salah satu
pelajaran yang tidak digemari siswa karena motivasi untuk belajar fisika, sehingga
ada anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan. Hal ini dapat dilihat
dengan masih rendahnya prestasi siswa ditinjau dari NEM siswa dimana fisika
menduduki urutan paling bawah yaitu dibawah pelajaran matematika (Suharto et
al. 2004:1).
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang menyadarkan
pada paradigma guru mengajar bukan menyadarkan pada siswa belajar (tim
microteaching, 2007:46). Pembelajaran konvensional dalam prakteknya
cenderung mengacu pada pandangan behavioristik. Pada umumnya, metode yang
paling banyak digunakan dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah,
dengan kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung searah yaitu guru
sebagai pusat kegiatan, sedang murid diposisikan sebagai obyek yang akan selalu
menerima apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan fisika menjadi
pelajaran yang kurang menarik bagi siswa disebabkan fisika selalu identik dengan
menghafal rumus dan ketika pembelajaran siswa cenderung pasif. SMA Negeri Rambipuji adalah salah satu sekolah yang ada dikabupaten Jember. Berdasarkan
observasi kegiatan belajar mengajar yang terjadi di SMA Negeri Rambipuji
Terlihat kurang bisa diterima siswa dengan baik. Hali ini dapat dilihat dari : 1)
Ketika KBM berlangsung siswa aktif cenderung ramai; 2) siswa aktif cenderung
menganggu teman yang lain; 3) tidak memperhatikan penjelasan guru; 4) untuk
siswa yang pendiam lebih banyak mencatat; 5) siswa yang pendiam lebih sering
bermain sendiri.
Rambipuji adalah salah satu sekolah yang ada dikabupaten Jember. Berdasarkan
observasi kegiatan belajar mengajar yang terjadi di SMA Negeri Rambipuji
Terlihat kurang bisa diterima siswa dengan baik. Hali ini dapat dilihat dari : 1)
Ketika KBM berlangsung siswa aktif cenderung ramai; 2) siswa aktif cenderung
menganggu teman yang lain; 3) tidak memperhatikan penjelasan guru; 4) untuk
siswa yang pendiam lebih banyak mencatat; 5) siswa yang pendiam lebih sering
bermain sendiri.
Guru hendaknya tidak menyajikan materi pelajaran fisika dalam bentuk
jadi yang membuat siswa bersikap pasif, melainkan harus di atur sehingga
mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu pada
pembelajaran fisika diharapkan anak didik dapat belajar merumuskan masalah,
untuk menarik siswa lebih aktif berfikir dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu penggunaan strategi pembelajaran harus mampu membuat siswa berfikir aktif
dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Salah satu strategi
pembelajaran yang dapat membantu siswa berfikir aktif untuk memperoleh suatu
konsep dibantu pertanyaan-pertanyaan dari teman sebaya adalah Model Deep
Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan strategi Problem Solving.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan yaitu: (1)
adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang
menggunakan model pembelajaran Dialogue And Critical Thinking (DDCT)
dengan Strategi Problem Solving dengan pembelajaran konvensional?, (2)
bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menguunakan model pembelajaran
Deep Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan Strategi Problem Solving
pada pembelajaran Fisika di SMA?, (3) bagaimanakah retensi belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Deep
Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan Strategi Problem Solving pada
pembelajaran Fisika di SMA?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang menggunakan
model pembelajaran Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan Strategi
Problem Solving dengan pembelajaran konvensional. (2) mengkaji aktivitas
belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran Deep Dialogue And ritical Thinking (DDCT) dengan Strategi Problem Solving pada pembelajaran
Fisika di SMA. (3) mengkaji retensi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan model Deep Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan
Strategi Problem Solving pada pembelajaran Fisika di SMA
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian
ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri Rambipuji. Responden penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random
sampling. Rancangan penelitian menggunakan desain control group pre – test post
– test. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji
untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama dan ketiga, menggunakan persentase
aktivitas klasikal untuk menjawab rumusan masalah yang kedua.
Analisis data menggunakan uji
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa diperoleh nilai
dan nilai
= 1,98 sehingga
, maka hipotesis nihil
ditolak dan hipotesis kerja
diterima. Hasil analisis aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran fisika
menggunakan model Deep Dialogue And Critical Thinking (DDCT) dengan
Strategi Problem Solving diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 74,47 %
dan termasuk pada kategori aktif. Analisis data menggunakan uji
untuk
mengetahui retensi hasil belajar diperoleh nilai
sehingga
, maka hipotesis nihil
diterima dan hipotesis
kerja
ditolak..
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian
ini adalah: (1) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika
menggunakan model pembelajaran Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)
dengan Strategi Problem Solving dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas
XI IPA SMA Negeri Rambipuji tahun ajaran 2010/2011. (2) Aktivitas belajar
siswa kelas IPA SMA Negeri Rambipuji tahun ajaran 2010/2011 selama
mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT) dengan Strategi Problem Solving lebih aktif jika
dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
konvensional. Sedangkan aktivitas yang terangkat dalam penelitian ini adalah 3
dari 8 jenis aktivitas. (3) Retensi hasil belajar siswa kelas IPA SMA Negeri
Rambipuji tahun ajaran 2010/2011 setelah mengikuti pembelajaran fisika
menggunakan model pembelajaran Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)
dengan Strategi Problem Solving tinggi. | en_US |