dc.description.abstract | Diabetes melitus adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
gula darah yang melebihi batas normal (Perkeni, 2002). Transisi nutrisi yang terjadi
dari makanan yang banyak mengandung serat ke makanan yang banyak mengandung
lemak menyebabkan transisi epidemiologi dari penyakit infeksi dan kurang gizi
menjadi penyakit degeneratif seperti diabetes melitus (Sulistyowati, 2004).
Makanan dengan indeks tinggi lemak menyebabkan intoleransi glukosa dan
resistensi insulin di aliran hepatik dan perifer (WHO, 2003). Diet tinggi lemak akan
menyebabkan pembentukan Reactive Oxygen Spesies (ROS). ROS akan
meningkatkan pembentukan ekspresi tumour necrosis factor-α (TNF-α) yang akan
memperparah stres oksidatif. TNF-α dapat mengakibatkan resistensi insulin melalui
penurunan autofosforilasi dari reseptor insulin, perubahan reseptor insulin substrat
(IRS-1) menjadi inhibitor insuline receptor tyrosine kinase activity, penurunan
insuline-sensitive glucose transporter (GLUT-4), mengubah fungsi sel beta,
meningkatkan kadar trigliserida, dan menurunkan kadar HDL (Wahyu, 2007).
Buah paria mengandung saponin, flavonoid, polifenol (antioksidan kuat) serta
glikosida cucurbitacin. Ekstrak buah paria yang direbus menunjukkan aktivitas
antioksidan. Ekstrak dari buah paria menunjukkan perbedaan penting dalam aktivitas
menangkap radikal bebas antara ekstrak yang diperoleh dengan maserasi dingin
dengan ekstrak yang diperoleh dengan cara panas karena adanya perubahan pada
komposisi kimia tumbuhan selama proses pemanasan yang kemudian meningkatkan
jumlah komponen antioksidan (Subroto, 2006). Pemberian antioksidan dan
ix
komponen senyawa polifenol dapat menangkap radikal bebas, mengurangi stres
oksidatif, dan menurunkan ekspresi TNF-α. Senyawa tersebut mampu memanipulasi
dengan berbagai mekanisme sehingga dapat mengurangi kadar gula darah (Wahyu,
2000).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah
paria (Momordica charantia) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus wistar
yang diberi diet aterogenik dan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah pare
(Momordica charantia) dengan berbagai dosis terhadap kadar gula darah pada tikus
jantan galur wistar yang diberi diet aterogenik. Penelitian ini bersifat eksperimental
laboratoris menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) dilakukan
selama 60 hari. Tikus dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok K- dengan
pemberian pakan pur; kelompok K+ dengan pemberian diet aterogenik (pur 65%,
tepung terigu 24%, asam kolat 1%, kolesterol 2%, dan minyak babi 8%); kelompok
P1 dengan pemberian diet aterogenik (pur 65%, tepung terigu 24%, asam kolat 1%,
kolesterol 2%, dan minyak babi 8%) dan ekstrak paria 250 mg/kg BB peroral;
kelompok P2 dengan pemberian diet aterogenik (pur 65%, tepung terigu 24%, asam
kolat 1%, kolesterol 2%, dan minyak babi 8%) dan ekstrak paria 500 mg/kg BB
peroral; kelompok P3 dengan pemberian diet aterogenik (pur 65%, tepung terigu
24%, asam kolat 1%, kolesterol 2%, dan minyak babi 8%) dan ekstrak paria 1000
mg/kg BB peroral. Pengukuran kadar gula darah dilakukan setelah 60 hari
menggunakan glukotest glukoDr dengan satuan mg/dl. Kadar gula darah diukur
setelah tikus dipuasakan minimal selama 8 jam. Selama puasa tikus tidak diberi
pakan standar tetapi masih diberi minum dengan air yang tidak mengandung glukosa.
Data kemudian dianalisis dengan One Way Anova dilanjutkan dengan tes LSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah paria dosis 250 mg/kg BB
tidak dapat menurunkan kadar gula darah secara signifkan, dosis 500 dan 1000 mg/kg
BB dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan. | en_US |