Show simple item record

dc.contributor.authorY o s i L a y l a
dc.date.accessioned2014-01-21T01:47:31Z
dc.date.available2014-01-21T01:47:31Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM011510301151
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19210
dc.description.abstractKotoran padat ternak (sapi, kambing, ayam) mengandung unsur hara lengkap baik makro maupun mikro, oleh karena itu banyak petani yang menggunakan sebagai pupuk, tetapi kotoran tersebut tidak dapat langsung digunakan karena C/N rasionya masih tinggi sehingga masih menunggu kotoran tersebut terdekomposisi. Salah satu cara untuk mempercepat proses dekomposisi kotoran padat tersebut dilakukan inkubasi dengan menggunakan EM-4 atau formula lain selama 15 hari. Dalam penelitian ini kotoran ternak yang digunakan adalah bagian padatan setelah kotoran tersebut dilarutkan dalam air dengan pengadukan. Padatan ini merupakan hasil sampingan dari proses pelarutan, sedangakan hasil utamanya berupa larutan diadakan penelitian secara terpisah. Diduga dalam bahan padatan tersebut masih tersisa unsur- unsur hara walaupun sebagian sudah terlarut dalam air. Dengan perlakuan inkubasi dan penambahan EM-4 diharapkan dapat mempercepat proses pelepasan unsur hara sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Untuk mengetahui dan menguji ketersediaan unsur hara tersebut digunakan tanaman bayam merah (Alternanthera amoena Voss) sebagai indikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk (limbah padat kotoran ternak hasil pengendapan setelah pelarutan) dan macam pupuk kandang yang paling tepat untuk pertumbuhan bayam merah, mengetahui interaksi macam pupuk kandang dan dosis terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah. mengetahui serapan hara N dan P pada tanaman bayam merah, mengetahui pengaruh pupuk kandang (sapi, kambing dan ayam) terhadap sifat kimia tanah setelah panen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2005 di rumah kaca Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian dirancang menurut rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu perlakuan macam pupuk kandang sebagai faktor pertama terdiri atas pupuk kandang (sapi, kambing, ayam) (berasal dari kotoran padat ternak yang masih segar). Faktor kedua yaitu dosis pupuk terdiri atas empat taraf yaitu D0 (0 kgN/ha), D1 (48 kgN/ha), D2 (96 kgN/ha), D3 (144 kgN/ha). Parameter yang diamati kapasitas tukar kation, bahan organik tanah, N-total tanah, P-total tanah dan serapan N, P tanaman, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman. Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan: Dosis yang paling tepat untuk pertumbuhan bayam merah adalah D3 (144kgN/ha), pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan bayam merah. Interaksi pupuk kandang ayam dengan dosis D2 (96kgN/ha) dan D3 (144kgN/ha) memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah. Pemberian pupuk pada media tanam tidak berpengaruh pada kadar N, P jaringan tanaman serta serapan N tanaman. Pemberian pupuk kandang (sapi, kambing, ayam) tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap N tanah. Ada interaksi antara dosis dan macam pupuk terhadap bahan organik tanah dan kapasitas tukar kation tanah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011510301151;
dc.subjectLimbah Padat Kotoran Ternaken_US
dc.titlePENGARUH LIMBAH PADAT KOTORAN TERNAK HASIL PENGENDAPAN SETELAH PELARUTAN TERHADAP SERAPAN N, P DAN PERTUMBUHAN BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record