Show simple item record

dc.contributor.authorTrisukma Arya Mahendra
dc.date.accessioned2013-11-30T05:00:39Z
dc.date.available2013-11-30T05:00:39Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM092010101017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1919
dc.description.abstractObesitas didefinisikan sebagai keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Obesitas merupakan masalah yang muncul pada beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan bahwa 400 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas dan memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat sampai 700 juta orang Menurunnya massa tubuh dan meningkatnya lemak tubuh menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran. Reaksi inflamasi berperan dalam menimbulkan resistensi insulin pada kejadian obesitas. Resistensi insulin tersebut disebabkan oleh berkurangnya sensitifitas Insulin Receptor Substrate pada jaringan target. Resistensi insulin ini menimbulkan penurunan aksi insulin sehingga berakibat glukosa sulit memasuki sel. Hal ini menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula darah disertai dengan penurunan aksi insulin ini akan mencetuskan gangguan metabolisme berupa diabetes melitus (DM). Pada awalnya resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis, dimana sel β pankreas masih dapat mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemia dengan kadar glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Kemudian bila sudah terjadi kelelahan sel β pankreas, baru timbul DM klinis yang ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat. ix Banyaknya resistensi yang muncul masalah baru bagi dunia kesehatan. Terdapat peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) akibat sindroma metabolik khususnya resistensi insulin serta peningkatan biaya akibat terapi yang gagal. Dengan adanya keanekaragaman tanaman yang memiliki daya antihiperlipidemi diharapkan menjadi solusi baru dalam terapi resistensi insulin. Salah satu jenis tanaman tradisional yang dikembangkan pemanfaatannya sebagai obat adalah ekstrak buah pare (Momordica charantia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pare terhadap peningkatan densitas Insulin Receptor Substrate-1 serta bagaimana perbedaan perbedaan pemberian dosis ekstrak pare terhadap paningkatan IRS-1 . Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Grup Design. Sampel yang digunakan adalah 25 tikus Wistar jantan berumur 8-12 minggu dengan rerata berat 120 gram yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor tikus wistar. Semua tikus kelompok P1, P2 dan P3 diberi ekstrak pare (Momordica charantia) sesuai dosis masing-masing yaitu P1 ekstrak pare 250 mg/kgbb peroral, P2 ekstrak pare 500 mg/kgbb peroral, P3 ekstrak pare 1000 mg/kgbb peroral, ditambah 12 ml air, diaduk dan diberikan dengan cara sonde. Semua tikus kelompok K+, P1, P2 dan P3 diberi diet aterogenik dengan komposisi PPARS 65%, kolesterol 2%,minyak babi 8%,asam kolat 1%,dan tepung terigu 24%. Sedangkan pada tikus kelompok K- hanya diberi PPARS saja dimana kelompok ini digunakan sebagai kontrol penelitian. Data densitas IRS-1 didapatkan melalui pemeriksaan immunofluorescence aorta tikus yang telah difiksasi dengan larutan tertentu. Densitas IRS-1 dinyatakan melalui panjang gelombangnya dalam satuan mikrometer. Data dianalisis menggunakan One Way Anova (p<0,05) dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan antar variabel pada masing-masing perlakuan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101017;
dc.subjectBUAH PARE, INSULIN RECEPTOR SUBSTRATE-1en_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP DENSITAS INSULIN RECEPTOR SUBSTRATE-1 (IRS-1) TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET ATEROGENIKen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record