dc.description.abstract | Buah pisang merupakan salah satu buah tropis yang mempunyai potensi
cukup tinggi untuk dikelola secara intensif berorientasi agribisnis. Desa Burno
Kecamatan Senduro merupakan salah satu desa yang mengusahakan tanaman
pisang mas dengan tingkat produksi terbesar ke 2 (dua) di Kabupaten Lumajang.
Pisang mas merupakan salah satu varietas pisang yang saat ini sedang
berkembang dan menjadi komoditas unggulan di Desa Burno.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sistem ketersediaan sarana
produksi usahatani pisang mas dari aspek kuantitas dan kualitas, (2) tingkat
pendapatan usahatani pisang mas, (3) Break Event Point (BEP) usahatani pisang
mas (4) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pisang mas,
(5) sistem pemasaran komoditas pisang mas, dan (6) sistem kelembagaan
agribisnis usahatani pisang mas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
(1) bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan
kebijakan yang berhubungan usaha pengembangan agribisnis pisang mas di
Kabupaten Lumajang pada masa-masa mendatang, (2) sumber informasi bagi
petani untuk lebih meningkatkan usahataninya, dan (3) bahan informasi dan kajian
bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method). Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif, analitik, dan korelasional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling pada anggota
kelompok tani ”Sumber Jambe”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
pendapatan, analisis BEP, analisis regresi linier berganda, dan analisis efisiensi
pemasaran.
vi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyaluran dan ketersediaan
sarana produksi pertanian selalu tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu,
(2) pendapatan usahatani pisang mas menguntungkan, (3) usahatani pisang mas
telah melebihi titik impas (BEP) sehingga usahatani pisang mas ini
menguntungkan, (4) faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan
usahatani pisang mas adalah luas lahan, biaya produksi, dan produksi sedangkan
faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah pengalaman, (5) sistem pemasaran
komoditas pisang mas adalah saluran pemasaran satu tingkat dengan kelompok
tani sebagai lembaga perantara, (6) empat pola hubungan yang terbentuk pada
kelompok tani Sumber Jambe berdasarkan kegiatan yang dilakukan, yaitu
(a) pengurus mempunyai interaksi yang lebih intensif kepada anggota kelompok
daripada masyarakat Desa Burno yang bukan anggota kelompok tani,
(b) kelompok tani mempunyai interaksi yang lebih intensif kepada PPL daripada
Dinas Pertanian, (c) kelompok tani mempunyai interaksi yang baik dengan petani
pisang lain yang berasal dari luar Desa Burno menyangkut pembelian bibit pisang
mas, magang, dan (d) kelompok tani mempunyai interaksi yang lebih intensif
kepada supplier daripada PT Sewu Segar Nusantara. | en_US |