dc.description.abstract | Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas X
SMK Negeri 1 Jember, metode yang digunakan oleh guru berupa metode ceramah
dan kerja kelompok tetapi hasil yang diperoleh siswa masih belum mencapai KKM
yang ditetapkan. Dalam proses belajar kelompok siswa mengalami masalah dalam
menyampaikan ide dan hasil pemikirannya, mencari informasi dari berbagai buku
penunjang serta penyampaikan pertanyaan sebagai inisiatif utuk meningkatkan
kemampuan mereka. Selain itu ada kesenjangan dalam belajar kelompok
mengakibatkan siswa tidak dapat berkomunikasi dalam tahap berpasangan dengan
pasangannya dan dalam kelompok. Kenyataan tersebut menunjukkan masih
rendahnya pemerataan kesempatan berbicara siswa pada saat berdiskusi.
Untuk menghindari kesenjangan bahwa siswa yang aktif mendominasi
pembelajaran, sedangkan siswa yang kurang aktif menjadi tidak aktif, maka
diperlukan model pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Menerapkan pembelajaran kooperatif merupakan pilihan
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Penerapan pembelajaran kooperatif
sangat berguna untuk mendorong semangat belajar dan membantu siswa
menumbuhkan kemampuan bekerjasama.
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe Think-Pair-Share
(TPS). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), terdapat
tiga tahapan yaitu: Think (memberikan permasalahan dan meminta siswa
mengerjakan secara individu), Pair (berdiskusi dengan pasangannya untuk
mendiskusikan hasil kerjannya), Share (berbagi dengan kelompoknya tentang
viii
permasalahan pada saat berpasangan). Strategi ini terdiri dari dua sampai enam orang
anggota kelompok yang memiliki kemampuan berbeda. Dengan pengelompokan
peserta didik secara berpasangan, maka dapat memberikan waktu yang lebih banyak
kepada peserta didik untuk berpikir dan merespon sehingga dapat meningkatkan
partisipasi peserta didik. Selain itu, juga memperkecil peluang peserta didik untuk
pasif dalam proses pembelajaran. Kelebihan lain dari strategi Think-Pair-Share (TPS)
ini adalah untuk lebih meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok dan melatih peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan berkomunikasi, baik melalui diskusi kelompok dan presentasi jawaban
suatu pertanyaan atau permasalahan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MM (Multimedia) SMK Negeri 1
Jember Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah 38 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan
25 perempuan Alasan pemilihan kelas ini karena mempunyai siswa dengan tingkat
kemampuan yang heterogen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk
penelaahan penelitian yang bersifat reflektif melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-pratik pembelajaran di kelas
secara lebih professional (Suludin dkk. 2002: 16).
Pada pelaksanaannya penelitian akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus
I dan siklus II. Siklus I merupakan siklus yang pertama kemudian dilakukan refleksi
kegiatan, setelah itu dilanjutkan pada siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I
setelah dilakukan refleksi siklus I. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model skema penelitian tindakan kelas Hopkins yang terdiri atas empat tahap, yaitu :
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
(reflection).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
tes, teknik observasi, teknik dokumentasi, dan teknik wawancara, serta angket
ix
Bedasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Jember diperoleh aktivitas siswa
thinking (mengerjakan LKS secara individu) pada siklus I sebesar 72,80% dan siklus
II sebesar 85,08%, aktivitas siswa pairing (berpasangan) pada siklus I sebesar
73,68% dan siklus II sebesar 80,70%, aktivitas siswa sharing (berbagi) pada siklus I
sebesar 81,57% dan siklus II sebesar 82,45%, dan aktivitas presentasi pada siklus I
sebesar 71,92% dan siklus II sebesar 74,56%. Dari analisis nilai tes siklus I dan siklus
II di dapatkan analisis nilai tes siklus I sebesar 72,97% dan analisis nilai tes siklus II
sebesar 85,71%. | en_US |