dc.description.abstract | Gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh remaja.
Gizi lebih diartikan sebagai keadaan ketidakseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan energi yaitu konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan kebutuhan atau
pemakaian energi (Sediaoetama, 2004). Gizi lebih (Obesitas dan overweight) yang
terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan perhatian, sebab gizi lebih yang
timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga dewasa akan
sulit diatasi secara konvensional (diet dan olahraga). Selain itu, gizi lebih pada
remaja tidak hanya menjadi masalah bagi kesehatan di kemudian hari, tetapi juga
membawa masalah bagi kehidupan sosial dan emosi yang cukup berarti pada
remaja (Virgianto, 2005).
Perubahan gaya hidup remaja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kebiasaan makan mereka. Remaja menjadi lebih aktif, lebih banyak makan di luar
rumah dan mendapat banyak pengaruh dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi. Remaja lebih sering mencoba makanan baru, salah satunya fast food
(Manurung, 2009). Menurut Budiman (2008), menyatakan bahwa yang
dinamakan fast food adalah jenis makanan yang mengandung kalori, lemak,
garam, gula yang tinggi, akan tetapi rendah akan kandungan rerat dan vitamin.
Fast food memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang dan apabila Fast food
menjadi pola makan remaja, maka akan berdampak negatif pada status gizi
remaja. Dimana kebiasaan mengkonsumsi fast food secara berlebihan dapat
menimbulkan masalah kegemukan (Khomsan, dalam Hastuti, 2008). Selain itu
kegemukan yang terjadi pada remaja juga berkaitan dengan bahan dan cara
pengolahan fast food.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 3
Kabupaten Jember terhadap 24 siswa yang di observasi, menunjukkan bahwa
seluruh responden (100%) pernah mengonsumsi fast food. Studi pendahuluan juga
menunjukan bahwa 11 (45,83%) siswa yang memiliki berat badan normal dan 13
(54.17%) siswa yang gizi lebih. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka peneliti
ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara konsumsi fast food dengan
gizi lebih pada remaja dengan melakukan studi di SMP Negeri 3 Kabupaten
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII dan IX
SMP Negeri 3 Kabupaten Jember 2010-2011, yaitu sebanyak 345 siswa. Sampel
pada penelitian ini berjumlah 188 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik proportional stratified random sampling. Analisis bivariat dilakukan
dengan menggunakan uji statistik statistik Asimetri Lamda dan uji statistik regresi
logistik dengan α = 0,05.
Pada penelitian ini didapatkan hasil terdapat hubungan antara tingkat
konsumsi energi, lemak, karbohidrat (p = 0,02; p = 0,015; p = 0,026); sumbangan
karbohidrat fast food (p = 0,004; OR = 0,056; 95% CI; 0,008-0,395); pola
konsumsi fried chicken, hamburger, cheese burger, Hotdog, Pizza, french fries, sandwich, chicken nugget, sosis, spaghetti, ice cream, steak, mie instans rebus, dan mie instans goreng (p = 0,001; p = 0,002, p = 0,003; p = 0,002; p = 0,001; p = 0,001; p = 0,011; p = 0,035; p = 0,031, p = 0,018; p = 0,002; p = 0,001; p = 0,01; dan p = 0,003) dengan gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 3 Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan dilakukan peningkatan pemantauan status gizi remaja melalui kegiatan UKS dan PMR yaitu dengan melakukan pengukuran tinggi dan berat badan. | en_US |