Show simple item record

dc.contributor.authorAgung Prabowo
dc.date.accessioned2013-11-30T01:56:32Z
dc.date.available2013-11-30T01:56:32Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM082010101014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1850
dc.description.abstractMasa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa (Rumini dan Sundari, 2004). Oleh karena itu masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Fase remaja merupakan periode tumpang tindih, karena mencakup tahun–tahun akhir masa anak–anak dan tahun–tahun awal pada masa remaja. Pada remaja terjadi beberapa perkembangan, menurut Rumini dan Sundari (2004), yaitu perkembangan fisik, sosialisasi, perkembangan kognitif. Pada masa remaja akan mengalami berbagai macam kejadian yang merupakan faktor stres atau bisa disebut stressor psikososial yang dapat menimbulkan gangguan mental dan perilaku, seperti depresi (WHO, 2001). Para ahli mengatakan bahwa stressor psikososial berperan penting pada depresi, walaupun ada sebagian juga berpendapat bahwa stressor psikososial hanya berperan sedikit terhadap timbulnya serangan pertama depresi (Kaplan, 2007). Pada depresi terlihat beberapa macam gambaran klinis. Secara umum gambaran klinis depresi meliputi perasaan sedih, susah, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, tidak ada harapan, putus asa, penyesalan yang berlebihan, dan kadang disertai dengan gangguan tidur, anoreksia, atau berkurangnya semangat kerja dan bergaul (Maramis, 2009). Beberapa contoh stressor psikososial yang berperan dalam etiologi dan jumlah depresi pada remaja antara lain adalah status sosial ekonomi keluarga, konflik dengan teman sebaya, dan nilai akademik yang rendah di sekolah. Depresi merupakan suatu kondisi yang perlu mendapat perhatian, dimana lebih dari 40% negara di dunia tidak mempunyai undang–undang mengenai kesehatan jiwa di masyarakat dan 30% negara di dunia tidak mempunyai program mengenai kesehatan jiwa. Perhatian pemerintah mengenai kesehatan jiwa itu sendiri masih sangat rendah dan sekitar 25% negara di dunia tidak mempunyai obat–obatan dasar untuk menangani gangguan mental perilaku, seperti depresi. Di SMA Negeri 1 Jember, seluruh siswanya merupakan fase remaja, yang tentunya pada fase ini terjadi peralihan dari anak – anak ke dewasa. Fase peralihan viii ini berperan sangat penting terhadap kemungkinan timbulnya stressor psikososial yang akan dialami oleh para siswa tersebut. SMA Negeri 1 Jember merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Dari hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2009/2010 SMA Negeri 1 Jember memperoleh peringkat 1 dari 18 SMA negeri di seluruh Kabupaten Jember untuk program IPA dan juga mendapat peringkat 1 dari 18 SMA Negeri untuk program IPS. Berdasarkan data – data diatas, penelitian ini disusun untuk mengetahui gambaran tingkat faktor stres psikososial dan jumlah depresi yang dialami Siswa di SMA Negeri 1 Jember sebagai SMA Negeri terbaik di Kabupaten Jember, sehingga persaingan antar siswa semakin ketat dan akan berlomba – lomba menjadi yang terbaik. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan sejumlah siswa akan terkena depresi dan faktor stres yang berat. Rancangan penelitian ini adalah dengan cara penelitian deskriptif melalui pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dimana akan dilakukan data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Dari hasil penelitian didapatkan siswa SMA Negeri 1 Jember sebanyak 81 orang (31%) beresiko rendah terjadi gangguan stress, sebanyak 96 orang (37%) beresiko sedang atau kemungkinan 50% mengalami sakit, dan sebanyak 83 orang (32%) beresiko tinggi atau kemungkinan 80% mengalami sakit. Sedangkan untuk jumlah depresi pada siswa SMA Negeri 1 Jember didapatkan yang tidak mengalami depresi sebanyak 50 orang (19%) dan responden yang mengalami depresi dijabarkan sebagai berikut, responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 99 orang (38%), responden yang mengalami depresi sedang sebanyak 88 orang (34%), dan responden yang mengalami depresi berat sebanyak 23 orang (19%).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101014;
dc.subjectSTRES, DEPRESIen_US
dc.titleGAMBARAN TINGKAT FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DAN JUMLAH DEPRESI PADA SISWA SMA NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record