dc.description.abstract | Pola konsumsi yang kurang baik dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
macam masalah kesehatan salah satunya adalah karies gigi. Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2011 angka kunjungan kesakitan gigi pada
anak usia 9-12 tahun di Puskesmas Kaliwates mencapai 86,7%, sedangkan proporsi
kesakitan gigi paling tinggi terdapat di SD Tegal Besar III sebesar 88,8% dari 256
siswa yang diperiksa pada April 2012. Tingginya prevalensi karies dapat memberikan
gambaran mengenai pola konsumsi makanan kariogenik dan makanan berserat. Hal
ini penting karena salah satu aspek menilai kesehatan anak adalah melalui kesehatan
gigi dan makanan yang dikonsumsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pola
konsumsi makanan kariogenik dan makanan berserat dengan kejadian karies gigi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan mengambil lokasi
penelitian di SD Tegal Besar III Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 72 responden, yang terdistribusi pada kelas 4, 5 dan 6.
Data diperoleh melalui wawanwaktu menggunakan lembar Food Frequency
Questionnaire dan angket pengetahuan dengan 12 butir pertanyaan, serta
pemeriksaan gigi. Data dianalisis menggunakan uji Chi.
Hasil penelitian menunjukan 73,6% responden mengalami karies gigi, 37,5%
diantaranya adalah laki-laki, pada rentang usia 11-12 tahun (40,2%), dengan rata-rata
uang saku lebih dari 3.000 rupiah (43%), dengan tingkat pengetahuan kurang
(40,3%). Bahan makanan dari jenis kariogenik tinggi yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah susu (80,5%), sedangkan bahan makanan dari jenis kariogenik
sedang yang paling sering dikonsumsi adalah sirup (76,4%), dan bahan makanan dari
kariogenik rendah adalah gorengan (72,2%). Waktu konsumsi makanan kariogenik
yang paling sering dilakukan adalah makanan atau minuman berada di dalam mulut
lebih dari 3 menit dan dikonsumsi sebelum jam makan utama, bahan makanan yang
dikonsumsi dengan waktu ini adalah permen (70,8%), es krim (69,5%) dan buah
kering (57%). Untuk pola konsumsi makanan berserat sebagian besar responden
masih jarang mengonsumsinya terutama jambu (87,5%), jeruk (68,1%), brokoli
(65,3%). Bahan makanan berserat paling sering dikonsumsi setelah jam makan
utama.
Dengan taraf signifikan (α=0,05) diketahui bahwa pola konsumsi bahan
makanan seperti permen, coklat, kue atau biskuit, keripik, minuman bersoda, susu, es
krim, sirup, roti dan gorengan berhubungan dengan kejadian karies gigi. Sedangkan
untuk waktu dan waktu konsumsi makanan yang berhubungan dengan kejadian karies
gigi adalah minuman bersoda dan es krim. Untuk bahan makanan berserat yang
berhubungan dengan karies gigi adalah jeruk, belimbing, buah pir, apel, melon,
kedondong, salak, pepaya, stroberi, selada, seledri, buncis, mentimun, dan kubis atau
kol. Sedangkan untuk waktu konsumsi bahan makanan yang berhubungan dengan
kejadian karies gigi adalah jeruk, buah pir, apel, melon, kedondong, pepaya, selada,
seledri, rebung, wortel, dan kangkung. Dengan kesimpulan terdapat hubungan antara
pola konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi, dan terdapat
hubungan antara pola konsumsi makanan berserat dengan kejadian karies gigi,
sehingga anak-anak perlu membatasi konsumsi makanan kariogenik dan
meningkatkan konsumsi makanan berserat, dan diharapkan adanya peran serta dari
orang tua, guru serta tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan yang
baik bagi anak-anak. | en_US |