Show simple item record

dc.contributor.authorBunga Nurika Inania
dc.date.accessioned2013-11-29T11:17:05Z
dc.date.available2013-11-29T11:17:05Z
dc.date.issued2013-11-29
dc.identifier.nimNIM062110101078
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1805
dc.description.abstractKebakaran adalah api yang tidak terkendali artinya di luar kemampuan dan keinginan manusia. Masalah kebakaran, menjadi persoalan besar dan juga bisa dikatakan telah menjadi salah satu ancaman yang menakutkan bagi kehidupan manusia. Terjadinya kebakaran di tempat kerja termasuk di perusahaan adalah sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan. Kebakaran bangunan merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak. Dalam suatu perusahaan dapat dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran berupa sistem proteksi kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, sistem tanggap kebakaran, dan sumber daya manusia. Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk menjamin dan melindungi tenaga kerja dari bahaya kebakaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton, Probolinggo, Probolinggo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan pada satu waktu yaitu pada saat wawancara. Responden dari penelitian ini berjumlah 68 karyawan dan satu informan yang merupakan Supervisor Senior Bidang K3 PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo. Penelitian ini dilakukan di PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo. Variabel penelitian ini adalah sistem proteksi kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, sistem tanggap kebakaran, dan sumber daya manusia. Hasil penelitian didapatkan bahwa sistem proteksi kebakaran aktif (sistem deteksi dan alarm, sistem air pemadam, alat pemadam api ringan, alat pemadam bergerak) sudah diterapkan dengan baik, namun terdapat kendala pengecekan terkait dengan jumlah pegawai yang tidak sesuai dengan peralatan yang harus diperiksa. Sistem proteksi kebakaran pasif (konstruksi, lamanya evakuasi, jumlah dan sifat kegiatan penghuni, penggunaan bangunan, pintu keluar, tangga darurat, dan jarak tempuh) sudaterlaksana dengan baik namun keadaan tangga darurat yang belum sempurna karena masih dalam keadaan terbuka dan tidak tahan api. Sistem tanggap kebakaran sudah baik dengan telah diterpakannya prosedur tanggap kebakaran serta sistem organisasi tanggap kebakaran yang telah terorganisir dengan baik, tetapi sosialisasi dari prosedur tanggap kebakaran yang masih harus ditingkatkan. Sumber daya manusianya memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan sedang mengenai prosedur tanggap keadaan darurat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton, Probolinggo sudah baik namun masih perlu pembenahan dan peningkatan agar lebih baik lagi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101078;
dc.subjectSistem Tanggap Darurat, Kebakaranen_US
dc.titleANALISIS PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI PT PEMBANGKIT JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON, PROBOLINGGOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record