| dc.description.abstract | Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih berpusat pada guru 
dan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara 
dengan guru bidang studi matematika di SMP Negeri 1 Rambipuji diperoleh informasi 
bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika. Salah satu bentuk proses 
pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan minat, motivasi belajar, serta dapat 
meningkatkan keaktifan siswa adalah pembelajaran penemuan terbimbing. Metode
penemuan terbimbing adalah metode mengajar dimana siswa menemukan sendiri baik 
konsep, aturan, teorema, rumus, pola, dan sebagainya. Dalam hal ini peran guru adalah 
membimbing dan mengarahkan siswa bukan memberitahu. Langkah-langkah metode 
penemuan terdiri dari enam fase antara lain: fase perumusan masalah, fase analisa data, 
fase penyusunan konjektur, fase evaluasi, fase penarikan kesimpulan, dan fase aplikasi. 
Selain itu kontekstual juga dapat diterapkan dalam pembelajaran metode penemuan 
terbimbing, karena dalam kontekstual guru dapat mengaitkan isi materi pelajaran dengan 
keadaan dunia nyata. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki tujuh 
komponen utama, yaitu: konstrukstivisme (constructivism), menemukan (inquiry), 
bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(Modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (autenthic assessment).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran 
metode penemuan terbimbing dengan pendekatan kontekstual, aktivitas siswa dan 
ketuntasan serta peningkatan hasil belajar siswa. | en_US |