dc.description.abstract | Pengusahaan belimbing manis adalah suatu usaha yang
menghasilkan
belimbing manis segar sebagai outputnya. Tujuan dari pengusahaan belimbing
manis adalah keuntungan, sehingga perlu diperhatikan penggunaan biaya dan
besarnya pendapatan agar usaha dapat lebih maju dan berkembang, selain itu
perlu dilakukan analisa kelayakan finansial sehingga dapat diketahui apakah
investasi yang dilakukan berguna karena menghasilkan keuntungan atau bahkan
sebaliknya. Kontribusi pengusahaan belimbing manis terhadap pendapatan
keluarga karyawan juga perlu dikaji untuk melihat apakah usaha tersebut
memberikan sumbangan yang besar terhadap kehidupan karyawannya.
Permasalahan yang dapat diambil: (1) apakah penggunaan biaya produksi pada
pengusahaan belimbing manis efisien, (2) apakah kegiatan pada pengusahaan
belimbing manis layak untuk diteruskan dan (3) bagaimanakah kontribusi
pendapatan karyawan pengusahaan belimbing manis terhadap pendapatan
keluarga karyawan.
Penelitian ini bertujuan
(1) untuk mengetahui apakah penggunaan
biaya pada pengusahaan belimbing manis efisien, (2) untuk mengetahui apakah
kegiatan pengusahaan belimbing manis secara finansial layak diteruskan
dan
(3) untuk mengetahui kontribusi pendapatan karyawan pengusahaan belimbing
manis terhadap pendapatan keluarga karyawan. Dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis
(1) penggunaan biaya produksi pada pengusahaan
belimbing manis efisien, (2) secara finansial pengusahaan belimbing manis layak
untuk diteruskan dan (3) pengusahaan belimbing manis memberikan kontribusi
yang tinggi terhadap pendapatan keluarga karyawan.
Lokasi yang dipilih sebagai obyek penelitian adalah suatu pengusahaan
belimbing manis yang terletak di Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten
Tuban Jawa Timur, dilakukan secara sengaja (Purposive Method). Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan analitik, dengan metode
pengambilan contoh adalah Total Sampling, dan jumlah sampel 40 responden.
Metode pengumpulan data yaitu dengan data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R/C Ratio pada pengusahaan
belimbing manis lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,81, maka penggunaan biaya
produksi efisien. Kriteria investasi dari pengusahaan belimbing manis periode
1989-2004 yaitu NPV Rp. 67.718.830,60; IRR 31,56%; Net B/C 3,80 dan PP 7,02.
Hasil analisa sensitivitas untuk kenaikan biaya produksi 10% pada pengusahaan
belimbing manis yaitu NPV Rp. 53.558.707,57; IRR 27,99%; Net B/C 2,95 dan PP
7,42. Hasil analisa sensitivitas untuk penurunan penerimaan 10% pada
pengusahaan belimbing manis yaitu NPV Rp. 46.786.824,55; IRR 27,60%; Net
B/C 2,87 dan PP 7,48. Hasil analisa sensitivitas untuk penurunan produksi
sebesar 4,21% dan kenaikan harga sebesar 3,93% pada pengusahaan belimbing
manis yaitu NPV Rp. 66.786.408,11; IRR 31,39%; Net B/C 3,76 dan PP 7,04.
Pengusahaan belimbing manis tidak peka terhadap kenaikan biaya produksi 10%,
penurunan penerimaan 10%, penurunan produksi sebesar 4,21% dan kenaikan
harga sebesar 3,93% dan hasil analisa menunjukkan bahwa secara finansial
pengusahaan belimbing manis layak untuk diteruskan. Nilai kontribusi
pendapatan karyawan pengusahaan belimbing manis terhadap pendapatan
keluarga lebih besar dari 50% yaitu sebesar 83%, maka pengusahaan belimbing
manis memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan keluarga
karyawan. | en_US |