dc.description.abstract | Guru biologi adalah guru sains yang memiliki karakteristik khusus, yaitu ruh
berupa hakikat sains. Pembelajaran sains memiliki kekuatan untuk membangun
kemampuan berpikir siswa yang dapat dikembangkan melalui kegiatan inkuiri sains.
Fakta di lapangan selama kegiatan PPL yang dilakukan pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012 ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam merancang RPP yang
dibuat mahasiswa PPL Biologi, yaitu pemilihan materi yang bersifat kontekstual
hanya pada saat apersepsi, pemilihan sumber atau media pembelajaran pada
umumnya menggunakan buku siswa sebagai acuan pembelajaran utama, metode yang
paling banyak digunakan adalah ceramah dan diskusi. Biologi merupakan salah satu
kelompok sains yang dalam pembelajarannya melibatkan siswa berpikir aktif dan
kreatif dalam pembelajarannya. Oleh sebab itu, kenyataan di lapangan sangat jauh
berbeda dengan apa yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa PPL dalam
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi di SMP Negeri.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2011/2012, dengan metode pengumpulan data dokumentasi
(RPP). Penilaian RPP ini dilakukan secara acak tanpa melihat kompetensi dasar yang
menekankan pada kegiatan inkuiri dan tanpa melihat materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mahasiswa PPL dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi berdasarkan hasil daftar indikator
pedoman pemberian skor penilaian RPP (Lampiran C.2 PP1 dan PP2). Aspek
perumusan indikator sesuai dengan KD persentase tertinggi pada skor kriteria 3 sebesar 41% dan skor kriteria 4 sebesar 57%. Aspek perumusan tujuan pembelajaran
sesuai dengan indikator pembelajaran persentase tertinggi pada skor kriteria 4
sebesar 83%. Aspek perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan KD persentase
tertinggi pada skor kriteria 3 dan 4 dengan persentase sebesar 41% dan 57%. Aspek
penggunaan kata kerja operasional dalam perumusan tujuan pembelajaran paling
banyak menggunakan kata kerja operasional menjelaskan sebesar 87%.
Aspek kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
persentase tertinggi pada skor kriteria 4 sebesar 85%. Aspek kesesuaian materi
pembelajaran dengan alokasi waktu persentase tertinggi pada skor kriteria 3 sebesar
94%. Aspek penghubungan materi pembelajaran dengan penerapan sehari-hari
persentase tertinggi sebesar 67% pada skor kriteria 3. Aspek pengintegrasian materi
pembelajaran dengan prinsip kerja ilmiah persentase tertinggi pada skor kriteria 3
sebesar 83%. Aspek pembelajaran dengan menerapkan kemampuan berpikir kreatif
untuk setiap konsep yang diajarkan persentase tertinggi pada skor kriteria 3 sebesar
94%. Aspek pengintegrasian keterampilan dasar laboratorium persentase tertinggi
pada skor kriteria 1 sebesar 74%. Pemilihan materi pembelajaran persentase materi
pembelajaran yang bersifat kontekstual dan teoritis masing-masing sebesar 54% dan
46%.
Aspek kesesuaian sumber atau media pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran persentase tertinggi pada kriteria 4 sebesar 83%. Aspek kesesuaian
sumber atau media pembelajaran dengan materi ajar persentase tertinggi pada kriteria
4 sebesar 94%. Aspek kesesuaian sumber atau media pembelajaran dengan
karakteristik siswa, persentase tertinggi pada kriteria 4 sebesar 94%. Pemilihan
sumber atau media pembelajaran persentase yang dicapai sebesar 93% memilih buku,
penggunaan media asli mahasiswa PPL Biologi sebesar 11%, pemilihan media
pembelajaran yang banyak digunakan adalah LCD sebesar 28%. Aspek kesesuaian
strategi atau metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran persentase tertinggi
terdapat pada skor kriteria 3 sebesar 43% dan skor kriteria 4 sebesar 57%. Aspek kesesuaian strategi atau metode pembelajaran dengan materi ajar persentase pada
skor kriteria 4 sebesar 78%. Aspek metode yang digunakan dalam pembelajaran sains
di sekolah persentase sebesar 54% pada skor kriteria 3. Metode diskusi dan metode
ceramah dengan masing-masing persentase sebesar 89% dan 59%, sebesar 15%
melakukan kegiatan eksperimen, observasi serta demonstrasi. Kelengkapan skenario
atau kegiatan pembelajaran persentase tertinggi terdapat pada skor kriteria 4
persentase sebesar 63%.
Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi sudah baik hanya saja
dalam menerapkan pembelajaran sains masih kurang. Hal ini disebabkan, karena pada
penilaian RPP yang sudah dilakukan tidak melakukan pemilahan terhadap KD yang
hanya menekankan pada kegiatan inkuiri sehingga pembelajaran sainnya masih
kurang. Hal ini tampak sebagaian besar RPP yang dibuat mahasiswa PPL Biologi
masih banyak menggunakan konsep dalam pembelajarannya sebesar 87%, metode
yang paling banyak digunakan adalah diskusi dan ceramah dengan persentase
masing-masing sebesar 89% dan 59%, materi pembelajaran tidak mengintegrasikan
keterampilan dasar laboratorium sebesar 74% serta penggunaan media asli biologi
sebagai media pembelajaran sebesar 11%. | en_US |