Show simple item record

dc.contributor.authorRINA SUSILOWATI
dc.date.accessioned2014-01-19T05:13:17Z
dc.date.available2014-01-19T05:13:17Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM070210103102
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17324
dc.description.abstractSabun merupakan alat pembersih yang baik yang telah lama digunakan orang, karena dapat menghilangkan kot oran-kotoran sepert i debu, bakteri, dan sisa metabolisme atau keringat, sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit. Nilai yang tertinggi dari sabun sebagai pembersih ialah kesanggupannya untuk melarutkan dan menghilangkan kot oran (Lubis, 2003). Sabun ant ibakteri sepert i triclosan mengandung zat ant isept ik yang dapat membunuh kuman. Penggunaan yang terlalu sering dan berlebihan dapat membunuh flora normal kulit yang sebenarnya merupakan salah satu perlindungan kulit, misalnya terhadap infeksi jamur. Berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia, didapatkan mulai dari ujung rambut sampai kaki serta didalam tubuhnya. Hampir semua bagian tubuh manusia diserang oleh mikroba patogen yang menyebabkan banyak jenis penyakit (Suriawira, 1986:210). Semua orang mengetahui bahwa banyak penyakit disebabkan oleh part ikel kecil yang selama bertahun-tahun disebut mikroba, bakteri, virus dan akhir-akhir ini disebut mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam bakteri yang sering menyebabkan penyakit adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Staphylococcus aureus menyebabkan peradangan pada kulit atas dan menimbulkan bisul yang bernanah pada kulit (Cahyani, 2010). Staphylococcus aureus juga menyebabkan bermacam-macam infeksi sepert i jerawat, meningit is, osteomielit is pada manusia dan hewan (Supardi dan Sukamt o, 1999). Bakteri Streptococcus pyogenes termasuk bakteri Gram posit if dan merupakan penyebab infeksi. Strept ococcus pyogenes ialah bakteri anaerob fakultat if yang produksi utamanya adalah asam laktat (Muhaimin et al ., 2003). Bakteri Strept ococcus pyogenes adalah penyebab banyak penyakit pent ing pada manusia yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di t enggorokan atau kulit (Asmil, 2011). Penelit ian yang dilakukan oleh Loho dan Utami menunjukkan hasil uji efekt ivitas triclosan 1% dengan menggunakan suspensi kuman secara in vitro, tampak bahwa ant isept ik ini efekt if terhadap S.aureus, E f aecali s, dan E.coli. Triclosan 1% t idak efekt if terhadap P.aeruginosa (Loho dan Utami, 2007). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi agar dengan sumuran, dengan kont rol posit if tetrasiklin 0,01% dan kont rol negatif aquades steril. Konsent rasi yang digunakan yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% dan 10%, untuk menentukan KHM menggunakan konsentrasi yang berbeda yait u 0,1%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan 2%. Rancangan penelit ian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data dengan uji Anova untuk mengetahui pengaruh sabun terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes, unt uk menguji perbedaan antara setiap perlakuan dilanjutkan uji Duncan dengan α=0,05 menggunakan SPSS 16. Berdasarkan hasil penelit ian tersebut diperoleh hasil bahwa Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) sabun A yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yait u 1%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun A yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yaitu 1%. Konsent rasi hambat minimum sabun B yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yaitu 2%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun B yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yaitu 1%. Konsent rasi hambat minimum sabun C yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yait u 0,25%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun C yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yait u 1%. Berdasarkan hasil analisis Anova menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000<0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sabun A, B dan C terhadap pert umbuhan bakteri St aphylococcus aureus dan Strept ococcus pyogenes. Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah sabun mandi A, B dan C efekt if dalam mengahambat pertumbuhan bakteri St aphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Hal ini ditandai dengan zona bening yang terbentuk di sekitar sumuran. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sabun A terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 0,5% dan Strept ococcus pyogenes pada konsent rasi 0,5%, sabun B terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 1% dan Streptococcus pyogenes pada konsentrasi 0,5%, sedangkan KHM sabun C terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 0,1% dan Streptococcus pyogenes pada konsentrasi 0,5%. Dan terdapat perbedaan daya hambat sabun A, sabun B dan sabun C terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Strept ococcus pyogenes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210103102;
dc.subjectMERK SABUN MANDI, BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Streptococcus pyogenesen_US
dc.titleEFEKTIVITAS BERBAGAI MERK SABUN MANDI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Streptococcus pyogenesen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record