dc.description.abstract | Sabun merupakan alat pembersih yang baik yang telah lama digunakan orang,
karena dapat menghilangkan kot oran-kotoran sepert i debu, bakteri, dan sisa
metabolisme atau keringat, sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit. Nilai yang
tertinggi dari sabun sebagai pembersih ialah kesanggupannya untuk melarutkan dan
menghilangkan kot oran (Lubis, 2003). Sabun ant ibakteri sepert i triclosan
mengandung zat ant isept ik yang dapat membunuh kuman. Penggunaan yang terlalu
sering dan berlebihan dapat membunuh flora normal kulit yang sebenarnya
merupakan salah satu perlindungan kulit, misalnya terhadap infeksi jamur.
Berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia, didapatkan mulai
dari ujung rambut sampai kaki serta didalam tubuhnya. Hampir semua bagian tubuh
manusia diserang oleh mikroba patogen yang menyebabkan banyak jenis penyakit
(Suriawira, 1986:210). Semua orang mengetahui bahwa banyak penyakit disebabkan
oleh part ikel kecil yang selama bertahun-tahun disebut mikroba, bakteri, virus dan
akhir-akhir ini disebut mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang termasuk
dalam bakteri yang sering menyebabkan penyakit adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pyogenes.
Staphylococcus aureus menyebabkan peradangan pada kulit atas dan
menimbulkan bisul yang bernanah pada kulit (Cahyani, 2010). Staphylococcus
aureus juga menyebabkan bermacam-macam infeksi sepert i jerawat, meningit is,
osteomielit is pada manusia dan hewan (Supardi dan Sukamt o, 1999). Bakteri
Streptococcus pyogenes termasuk bakteri Gram posit if dan merupakan penyebab
infeksi. Strept ococcus pyogenes ialah bakteri anaerob fakultat if yang produksi
utamanya adalah asam laktat (Muhaimin et al ., 2003). Bakteri Strept ococcus
pyogenes adalah penyebab banyak penyakit pent ing pada manusia yang berkisar dari
infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang mengancam
hidup. Infeksi khasnya bermula di t enggorokan atau kulit (Asmil, 2011). Penelit ian
yang dilakukan oleh Loho dan Utami menunjukkan hasil uji efekt ivitas triclosan 1%
dengan menggunakan suspensi kuman secara in vitro, tampak bahwa ant isept ik ini
efekt if terhadap S.aureus, E f aecali s, dan E.coli. Triclosan 1% t idak efekt if terhadap
P.aeruginosa (Loho dan Utami, 2007).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jember.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi agar dengan
sumuran, dengan kont rol posit if tetrasiklin 0,01% dan kont rol negatif aquades steril.
Konsent rasi yang digunakan yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% dan 10%,
untuk menentukan KHM menggunakan konsentrasi yang berbeda yait u 0,1%, 0,25%,
0,5%, 0,75%, 1% dan 2%. Rancangan penelit ian yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data dengan uji Anova
untuk mengetahui pengaruh sabun terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pyogenes, unt uk menguji perbedaan antara setiap perlakuan dilanjutkan
uji Duncan dengan α=0,05 menggunakan SPSS 16.
Berdasarkan hasil penelit ian tersebut diperoleh hasil bahwa Konsentrasi
Hambatan Minimum (KHM) sabun A yang dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus yait u 1%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun A
yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yaitu 1%.
Konsent rasi hambat minimum sabun B yang dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus yaitu 2%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun B
yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yaitu 1%.
Konsent rasi hambat minimum sabun C yang dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus yait u 0,25%, sedangkan konsentrasi hambat minimum sabun
C yang dapat menghambat pertumbuhan Strept ococcus pyogenes yait u 1%.
Berdasarkan hasil analisis Anova menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar
0,000<0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sabun A,
B dan C terhadap pert umbuhan bakteri St aphylococcus aureus dan Strept ococcus
pyogenes.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah sabun mandi A, B dan
C efekt if dalam mengahambat pertumbuhan bakteri St aphylococcus aureus dan
Streptococcus pyogenes. Hal ini ditandai dengan zona bening yang terbentuk di
sekitar sumuran. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sabun A terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 0,5% dan Strept ococcus
pyogenes pada konsent rasi 0,5%, sabun B terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus adalah pada konsentrasi 1% dan Streptococcus pyogenes pada konsentrasi
0,5%, sedangkan KHM sabun C terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah
pada konsentrasi 0,1% dan Streptococcus pyogenes pada konsentrasi 0,5%. Dan
terdapat perbedaan daya hambat sabun A, sabun B dan sabun C terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Strept ococcus pyogenes. | en_US |