Show simple item record

dc.contributor.authorRina Setyorini
dc.date.accessioned2014-01-19T05:04:06Z
dc.date.available2014-01-19T05:04:06Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM050210302188
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17314
dc.description.abstractTradisi endhog-endhogan adalah tradisi yang dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW oleh masyarakat Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi. Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana latar belakang munculnya tradisi endhog-endhogan di Banyuwangi dan bagaimana dinamika yang terjadi dalam tradisi endhog-endhogan di Banyuwangi pada tahun 1777-2010. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji secara mendalam asal usul tradisi endhog-endhogan dan untuk mengkaji secara mendalam dinamika yang terjadi dalam tradisi endhog-endhogan. Manfaat dari penelitian ini dapat mengaplikasikan semua rumusan masalah dan memberi manfaat bagi ilmu pengetahuan, masyarakat luas dan pemerintah. Metode penelitian yang digunkan adalah metode sejarah dengan pendekatan sejarah, sosiologi agama, pendekatan antropologi dengan teori fungsional dan teori simbolisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang munculnya tradisi endhog-endhogan adalah pada tahun 1777 banyak misionaris VOC yang mencoba menyebarkan agama Nasrani di Balambangan atau yang kini di sebut dengan Banyuwangi, bersamaan dengan penyebaran agama Nasrani yang di bawa oleh misionaris VOC tradisi endhog-endhogan sebagai peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW muncul sebagai media siar Islam di daerah Blambangan tersebut. Setelah beberapa tahun tradisi endhog-endhogan dilaksanakan di Banyuwangi, tradisi endhog-endhogan mengalami berbagai kondisi. Kondisi dimana tradisi ini sangat diperhatikan dan kondisi dimana tradisi ini kurang begitu diperhatikan karena tergerus oleh perkembangan zaman. Pada tahun 1995 tradisi ini mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat dan mulai dimasukkan dalam agenda pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Oleh karena itulah tradisi endhogendhogan dikemas sedemikian baik untuk menarik wisata asing. Tradisi endhog-endhogan dari awal muncul, tahun 1777 hingga sekarang banyak mengalami perkembangan yang tampak, terutama setelah pemerintah setempat memasukkan tradisi endhog-endhogan ke dalam agenda pariwisata Banyuwangi pada tahun 1995. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan tradisi, perlengkapan yang digunakan, hingga fungsi sosial yang terdapat dalam tradisi endhog-endhogan. Tradisi endhog-endhogan yang menjadi rutinitas masyarakat banyuwangi pada saat bulan Maulid ini mempunyai karakteristik masingmasing disetiap wilayah, hal tersebut menunjukkan kreatifitas serta keantusiasan masyarakat dalam memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, selain itu juga untuk mengaplikasikan rasa cinta masyarakat Banyuwangi terhadap Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi endhog-endhogan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mampu mempertahankan eksistensinya bersamaan dengan perkembangan zaman yang terjadi saat ini, bahkan tradisi endhog-endhogan merupakan salah satu karakteristik kebudayaan yang dimilki masyarakat Banyuwangi yang mayoritas dihuni oleh komunitas Using.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210302188;
dc.subjectTRADISI ENDHOG-ENDHOGAN, PERINGATAN MAULID NABI S.A.Wen_US
dc.titleDINAMIKA TRADISI ENDHOG-ENDHOGAN DALAM PERINGATAN MAULID NABI S.A.W DI KABUPATEN BANYUWANGIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record