Show simple item record

dc.contributor.authorELFA SECIORIA PARAMITASARI
dc.date.accessioned2014-01-19T04:53:30Z
dc.date.available2014-01-19T04:53:30Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM030910301036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17305
dc.description.abstractLatar belakang perekonomian yang rendah jaringan sosial menjadi peran utama untuk dapat mempertahankan sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat berfungsi untuk membantu menutupi beban kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup. Fenomena yang dijelaskan bukan hanya menjadi gambaran singkat kehidupan seorang pasukan kuning tetapi bagaimana seseorang beradaptasi dengan jaringan sosial yang pada kenyataanya melakukan hubungan sosial dari pencerminan diri sebagai makhluk sosial. Dengan mengandalkan masa kerja pemenuhan sedikit terbantu atau dengan hubungan sosial antar tetangga dapat tercipta suatu hubungan kekerabatan dan pertemanan,bagaimana teman diluar profesi dapat membantu meringankan beban kebutuhannya. Disisi lain gaji atau pendapatan pokok yang diberikan Pemerintah Daerah masih tergolong rendah. Dalam sistem pendapatan besar kecilnya upah yang didapat berdasarkan lama masa kerja yang mereka tempuh. Dari gaji yang masih tergolong rendah dan belum bisa digunakan sebagai ukuran sejahtera, mereka sampai saat ini masih menggeluti pekerjaanya sebagai Pasukan Kuning. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat 4 bentuk jaringan sosial Pasukan Kuning, yaitu pertama, jaringan kekerabatan yang meliputi; jaringan kekerabatan dalam meminjam uang, jaringan kekerbatan dengan mertua, jaringan kekerabatan dalam mengasuh anak. Kedua, jaringan sosial dengan lingkungan sosial atau tetangga. Ketiga, jaringan kepentingan dalam hubungan kerja sesama pasukan kuning yang meliputi, membuat kelompok arisan dan kas bersama antar pasukan kuning, memberi sumbangan kepada pasukan kuning yang terkena musibah. viii Keempat, jaringan pertemanan sebagai pihak yang bisa memberikan bantuan pekerjaan tambahan. Fenomena seperti itu juga terdapat pada Pasukan Kuning di wilayah Alunalun khususnya Kabupaten Jember, di sini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan perumusan masalah yaitu: “Bagaimanakah bentuk dari jaringan sosial pasukan kuning yang berada di wilayah Alun-alun Kabupaten Jember?”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap 11 (sebelas) Pasukan Kuning sebagai informan primer dan 16 (enam belas) orang sebagai informan sekunder. Untuk memperoleh informan dalam penelitian ini digunakan snowball dan keabsahan data dengan triangulasi serta teknik analisi data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Jaringan sosial dengan bentuk-bentuknya adalah memberikan celah untuk mereka dalam mengembangkan sikap-sikap toleransi sosial. Usaha-usaha yang mereka kerjakan pada dasarnya mencerminkan, bahwa tekanan atau kesulitan ekonomi tidak direspon dengan sikap pasrah. Di sini hubungan kekerabatan serta hubungan pertemanan sangat diperlukan sebagai salah satu budaya dalam proses perubahan sosial-ekonomi yang berlangsung di wilayah perkotaan. Bagi seorang pasukan kuning sebagai pelaku perubahan dalam jaringan sosial, hal yang dilakukan terhadap klien mereka (baik pada tingkat individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas) adalah upaya memberdayakan, mengembangkan klien dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang lebih baik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries030910301036;
dc.subjectJARINGAN SOSIAL PASUKAN KUNING (Studi Deskriptif pada Pasukan Kuning di Alun – alun Kabupaten Jember )en_US
dc.titleJARINGAN SOSIAL PASUKAN KUNING (Studi Deskriptif pada Pasukan Kuning di wilayah Alun – alun Kabupaten Jember )en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record