Show simple item record

dc.contributor.authorAri Sulistyowati
dc.date.accessioned2014-01-19T04:31:39Z
dc.date.available2014-01-19T04:31:39Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM040210101268
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17287
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi temuan-temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa SMP secara umum masih kurang memuaskan. Hal ini karena pembelajaran matematika cenderung pasif dimana siswa kurang dilatih menggunakan daya nalarnya, akibatnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur, pemahaman konsep matematika rendah dan siswa tidak dapat menggunakannya jika diberikan permasalahan yang lebih kompleks. Padahal matematika merupakan mata pelajaran yang lebih menekankan penalaran dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga dalam pembelajarannya siswa harus dibiasakan menggunakan kemampuan bernalarnya, terutama kemampuan penalaran formalnya. Untuk itu perlu dikembangkan kemampuan kognitif siswa yaitu penalaran formal atau berpikir logis dan analitis sehingga diharapkan siswa tidak sekedar hafal teori saja, tetapi juga mampu menerapkan dan bernalar tentang rumusan teori tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran formal dan hasil belajar matematika siswa dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara tingkat kemampuan penalaran formal dengan hasil belajar matematika pada siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi sekolah khususnya guru dalam menentukan metode pembalajaran yang digunakan. Daerah penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah SMP Negeri di Kecamatan Glenmore. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode tes, observasi, dan dokumentasi. Untuk manganalisis data pada permasalahan pertama digunakan persentase, sedangkan untuk permasalahan kedua menggunakan Korelasi Kendal Tau. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat kemampuan penalaran formal siswa SMPN di Glenmore adalah 50,5% siswa masih pada tingkat konkrit, 34,4% dalam tigkat transisi, 12,5% pada tingkat awal formal, dan 2,6% berada pada tingkat formal. Temuan penelitian ini memunculkan dugaan bahwa untuk anak-anak SMPN di Kecamatan Glenmore tingkat operasi formal dicapai pada umur yang lebih tinggi daripada yang ditetapkan dalam teori Piaget. Selain itu diduga bahwa periodesasi perkembangan intelektual anak menurut Piaget hanya berlaku untuk anak-anak yang hidup pada lingkungan tertentu, artinya periodesasi teori perkembangan kognitif Piaget menurut umur tidak berlaku untuk siswa SMPN di Kecamatan Glenmore. Sedangkan hasil belajar matematika siswa adalah 50,5% masih dalam kategori sangat kurang, 23,4% dalam kategori kurang, 19,3% dalam kategori cukup, dan 6,8% dalam kategori baik. Penggunaan Korelasi Kendal Tau dan Koefisien Determinan menunjukkan hubungan signifikan yang cukup kuat antara kemampuan penalaran formal dengan hasil belajar matematika siswa. Kemampuan penalaran formal siswa memberikan kontribusi terhadap hasil belajar matematika sebesar 25,5% dan sisanya 74,5% ditentukan oleh variabel lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040210101268;
dc.subjectKEMAMPUAN PENALARANen_US
dc.titleKORELASI ANTARA KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GASAL SMP NEGERI DI KECAMATAN GLENMORE TAHUN AJARAN 2008/2009en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record