Show simple item record

dc.contributor.authorChindy Maylandari Putri
dc.date.accessioned2014-01-18T04:40:31Z
dc.date.available2014-01-18T04:40:31Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nim060210193106
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16840
dc.description.abstractTanaman sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) merupakan tanaman perdu yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan obat herbal, karena efektif, efisien, aman, dan ekonomis. Kandungan bahan aktif di dalam daun, batang, bunga, dan akar tanaman sambiloto terdiri dari zat andrographolid, alkane, keton, aldehid, asam kersik, dammar, kalium, kalsium, natrium, minyak atsiri (essential oil), laktone, dan flavonoid (Ivan dan Lukito, 2003:13). Andrographolid merupakan senyawa diterpenoid laktone yang merupakan komponen utama dalam sambiloto (Madjid, 2004). Sambiloto berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi), antimalaria, penghambat reaksi imunitas (imunosupresi), penghilang rasa nyeri (analgesik), pereda demam (antipiretik), penghilang panas dalam, penghilang bengkak, penawar racun (detoksifikasi), antikanker, antihistamin (antibatuk) dan antiinfeksi (Setyanto, 2010). Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroba, salah satunya bakteri. Mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia (Pelczar dan Chan, 1988:545). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Jember pada tanggal 29 November 2010 sampai 31 Desember 2010. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan menggunakan metode difusi agar dengan sumuran dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01% dan kontrol negatif akuades + tween 80 1%. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi 5%, 10 %, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50%. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Analisis data dengan One-Way ANOVA menggunakan SPSS versi 13 for Windows, untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α=0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) mempunyai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 0,7% untuk pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, sedangkan untuk bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Shigella dysentriae pada konsentrasi 2%. Berdasarkan uji ANOVA (Tabel 4.10, Tabel 4.12, Tabel 4.14, dan Tabel 4.16), menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berpengaruh signifikan (P=0,00) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Shigella dysentriae. Berdasarkan hasil deskriptif ANOVA (Tabel 4.19), menunjukkan bahwa bakteri Bacillus subtilis mempunyai rata-rata luas hambatan pertumbuhan sebesar 0,9942 cm 2, bakteri Escherichia coli sebesar 0,7825 cm 2, bakteri Salmonella typhi sebesar 0,7189 cm 2, dan bakteri Shigella dysentriae sebesar 0,6444 cm. Sehingga berdasarkan dari nilai rata-rata hambatan pertumbuhan bakteri di atas dapat disimpulkan bahwa daya hambat ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis daripada bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Shigella dysentriae, dengan nilai rata-rata luas hambatan pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis sebesar 0,9942cm 2 Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan, bahwa ekstrak etanol daun sambiloto memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Shigella dysentriaeen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210193106;
dc.subjectANDROGRAPHIS PANICULATA NESSen_US
dc.titlePengaruh Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogenen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record