Show simple item record

dc.contributor.authorRia Nuri Estu Karisma
dc.date.accessioned2014-01-18T01:19:55Z
dc.date.available2014-01-18T01:19:55Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM062110101062
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16550
dc.description.abstractSalah satu permasalahan mengenai penyakit yang ada pada pekerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dalam dunia kerja dewasa ini adalah masalah penyakit tuberculosis di tempat kerja. Di Indonesia kondisi ini dapat dilihat bahwa 75% pasien tuberkulosis berada pada usia produktif (15-59 tahun) dengan prevalensi 110 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa penderita tuberkulosis dengan status tuberkulosis BTA (Basil Tahan Asam) positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahunnya. Kabupaten Jember memiliki luas wilayah sebesar 329.333,94 Ha, dan 10% dari wilayahnya merupakan daerah perkebunan.. Selain terkenal akan tembakaunya, kabupaten jember juga merupakan penghasil karet paling utama di daerah Jawa Timur yang mempunyai areal perkebunan karet paling luas di pulau jawa. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Analisis Determinan Terjadinya Tuberkulosis Pada Pekerja PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kabupaten Jember”. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan kerja dan kondisi perumahan pekerja dengan kejadian tuberkulosis pada pekerja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi serta menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok, dan peneliti tidak melakukan intervensi apapun terhadap responden. Berdasarkan waktu penelitiannya, penelitian ini termasuk kasus kontrol (case control/ retrospektif). Pengambilan data dilakukan dengan lembar kuesioner dan observasi yang meliputi, kondisi lingkungan kerja: ventilasi, penerangan, kelembaban, jam kerja, dan riwayat pekerjaan; kondisi lingkungan perumahan pekerja: luas ventilasi, suhu, pencahayaan, kelembaban dan kepadatan penghuni; dan riwayat kontak di tempat kerja dan di limgkungan rumah responden. Metode analisis yang digunakan untuk menginterpretasikan data yang diperoleh adalah dengan menggunakan uji statistik regresi logistik berganda. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 665 orang. Jumlah populasi kasus adalah 13 responden, sedangkan untuk populasi kontrol sebanyak 39 responden, dengn perbandingan 1:3. Berdasarkan uji regresi logistik berganda dengan ketetapan α (=0,05), faktor yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian tuberkulosis pada pekerja adalah faktor lingkungan rumah: luas ventilasi (p value=0,013), suhu rumah (p value=0,016) Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel lingkungan kerja yaitu luas ventilasi di tempat kerja, penerangan di tempat kerja, waktu kerja dan riwayat pekerjaan dengan kejadian tuberkulosis pada pekerja di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kabupaten Jember. Tidak ada pengaruh antara variabel riwayat kontak yaitu riwayat kontak di tempat kerja dan di lingkungan tempat tinggal dengan kejadian tuberkulosis pada pekerja di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kabupaten Jember. Variabel lingkungan tempat tinggal pekerja yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis pada pekerja di PT. Perkebunan Nusantara XII Kabupaten Jember yaitu suhu rumah dan luas ventilasi rumah. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tuberkulosis pada pekerja. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi tuberkulosis diatas disarankan Bagi karyawan, hendaknya lebih memperhatikan kondisi ventilasi rumah, dengan selalu membuka jendela – jendela pada pagi hari, dan tidak menutupnya secara permanen, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah dan sirkulasi udara di dalam rumah menjadi lebih baik dan bagi dinas terkait, diantaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi diharapkan dapat lebih mensosialisasikan dan meregulasi program penanggulangan tuberkulosis di tempat kerja sehingga semua elemen diantaranya tempat kerja, pengawas ketenagakerjaan, serikat pekerja/ serikat buruh maupun masyarakat pekerja dapat bekerja sama dalam mengatasi permasalahan penyakit tuberkulosis di tempat kerja.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101062;
dc.subjectTUBERKULOSISen_US
dc.titleANALISIS DETERMINAN TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PEKERJA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record