dc.description.abstract | Pada umumnya pembelajaran di SDN Slawu 02 masih menggunakan metode
ceramah, sehingga guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk
menemukan sendiri suatu konsep dalam matematika, serta tidak mengkaitkan materi
yang diberikan dengan kehidupan siswa sehari-hari sehingga siswa kurang dapat
memahami materi. Hal ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika
siswa khususnya siswa kelas V. Oleh karena itu guru harus membantu siswa untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan teori Van Hiele yang
dikolaborasikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui cara menerapkan
teori Van Hiele dalam materi bangun datar dengan menggunakan cooperaive learning
tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas 5 SDN Slawu 02 Jember, (2)
Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa dalam memahami geometri bangun
datar dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada teori belajar Van Hiele pada siswa kelas V SDN Slawu 02
Jember serta (3) Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami geometri bangun datar dengan menggunakan metode cooperative
learning tipe Numbered Heads Together (NHT) pada teori belajar Van Hiele pada
siswa kelas V SDN Slawu 02.
Pada tingkat pravisualisasi, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa
tentang macam-macam bentuk bangun datar serta contoh yang ada di dalam kelas. Pada tingkat ke-0, yaitu visualisasi, guru menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar
dengan menggunakan kertas lipat dan bertanya bentuk apa yang ditunjukkan oleh
guru. Guru kemudian membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 siswa dan
membagikan nomor yang diambil siswa secara acak untuk menjadi nomor dalam
pembelajaran NHT. Kemudian guru membagikan tugas kelompok beserta guntingan
kertas lipat yang telah dibentuk menjadi bermacam-macam bangun datar. Siswa
bersama kelompoknya melakukan kegiatan tingkat 0, dengan cara mengelompokkan
macam-macam bangun datar tersebut sesuai dengan bentuknya. Kemudian siswa
melakukan tingkat pertama, yaitu analisis, bersama dengan kelompoknya. Siswa
menyelidiki sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu bangun datar dengan menggunakan
kosakata yang telah dijelaskan guru, kemudian menggambar bangun datar tersebut
sesuai dengan sifat-sifat yang telah ditemukan. Siswa kemudian melakukan kegiatan
tingkat kedua teori Van Hiele, yaitu pengurutan atau deduksi informal. Kegiatan
siswa adalah mengidentifikasi dua buah bangun datar apakah sebangun atau tidak
dengan cara mencari persamaan dan perbedaan dari sifat-sifat bangun-bangun datar
tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan Yudianto (2007:30) menyebutkan
tingkat perkembangan kognitif siswa sekolah dasar hanya sampai tahap analisis.
Aktivitas siswa dalam penerapan teori Van Hiele pada strategi pembelajaran
kooperatif tipe NHT termasuk dalam kategori siswa aktif. Hal tersebut ditunjukkan
oleh hasil analisis aktivitas siswa dalam penerapan teori Van Hiele pada strategi
pembelajaran kooperatif tipe NHT meningkat secara klasikal, pada siklus I mencapai
21,15% dan siklus II mencapai 70,19% sehingga mengalami peningkatan sebesar
49,04%.
Hasil belajar siswa dalam penerapan teori Van Hiele pada strategi
pembelajaran kooperatif tipe NHT meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa yang
diperoleh dari persentase hasil belajar pada siklus I secara klasikal sebesar 61,15%
dengan ketuntasannya sebesar 61,54% (tidak tuntas) dan hasil belajar siklus II secara
klasikal sebesar 68,85% dengan ketuntasannya sebesar 84,62% (tuntas). Peningkatan
hasil belajar sebesar 7,7% dan ketuntasannya sebesar 23,08%. | en_US |