dc.description.abstract | Tebu merupakan sumber bahan baku utama gula. Produksi tebu yang belum
optimal berdampak terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan gula dalam negeri.
Rendahnya produksi tebu salah satunya dipengaruhi oleh pembibitan tebu
yang ditanam langsung ke lahan masih kurang efesien. Bentuk pembibitan
dengan sistem tersebut misalnya (1) bagal : bibit yang berasal dari batang tebu
yang mata tunasnya belum berkecambah dan terdiri atas satu hingga tiga mata
tunas, (2) lonjoran : sama seperti bibit bagal tetapi dalam satu batang terdiri atas
enam hingga delapan mata tunas, dan (3) rayungan : bibit yang berasal dari
batang tebu yang mata tunasnya telah tumbuh. Penerapan sistem single bud
nurserry (SBN) perlu dipertimbangkan dalam upaya menghasilkan bibit yang
memiliki daya tumbuh tinggi. Single bud nurserry merupakan sistem pembibitan
tebu yang menggunakan satu mata tunas sebagai bahan tanamnya, pembibitan
sistem SBN terdiri atas dua tahap yaitu persemaian I di bedengan selama 10-14
hari dan persemaian II selama 2,5 bulan di pottray.
Pembibitan tebu SBN masih memiliki beberapa kelemahan, salah satu
kelemahan sistem SBN ialah adaptasi bibit pasca transpanting dari persemaian
I ke persemaian II, pada fase tersebut bibit rawan terjadi stres. Upaya untuk
mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan memanipulasi lingkungan
tumbuhnya yakni dengan memodifikasi komposisi media dan dosis N,
diharapkan bibit tebu yang baru dipindahkan dapat segera berdapatasi dan
tumbuh dengan baik sehingga bibit siap salur yang dihasilkan lebih berkualitas.
Penelitian dilaksanakan di UPT. Agrotechnopark Universitas Jember mulai
Maret sampai dengan Juni 2013. Bahan yang digunakan yaitu mata tunas tebu
varietas PS 862, pot tray, bedengan, pasir, sebuk gergaji, arang sekam, tanah
ayakan, disinfektan, kompos, air, para-para, dan pupuk ZA. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Perlakuan
komposisi media tanam terdiri tanah : kompos 1:1 (A0); tanah : kompos :
pasir 1:1:1 (A1), tanah : kompos : arang sekam 1:1:1 (A2); dan tanah : kompos :
serbuk gergaji 1:1:1 (A3). Perlakuan dosis terdiri atas B0 = 0 g N/10 ℓ/m
; B1 =
2,63 g N/10 ℓ/m
2
; B2 = 5,26 g N/10 ℓ/m
2
; B3 = 7,89 g N/10 ℓ/m
; B4 = 10,52
g N/10 ℓ/m
2
; B5 = 13,15 g N/10 ℓ/m
2
. Penelitian terdiri atas 24 perlakuan, data
yang diperoleh diuji menggunakan metode SEM (Standart Error of the
Mean). Parameter yang diamati antara lain tinggi, diameter batang, luas daun
total, kekokohan, berat kering akar, berat kering total, rasio pucuk akar, laju
pertumbuhan, dan indeks mutu bibit.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi media memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit tebu. Komposisi media tanam yang
menghasilkan pertumbuhan bibit tebu terbaik ialah campuran media tanah dengan
kompos 1:1. Perlakuan dosis pemupukan N memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan bibit tebu, tetapi peningkatan dosis N hingga taraf 13,15 g/10ℓ/ m
masih menunjukkan pertumbuhan yang linier. | en_US |