dc.description.abstract | Matematika yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan formal, mulai
pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi memerlukan perubahan pola
kegiatan belajar mengajar dari kegiatan yang berpusat pada guru menjadi berpusat
pada siswa. Salah satu cara yang dapat diambil adalah dengan menggunakan
berbagai model dan metode dalam kegiatan pembelajarannya. Hasil wawancara
yang dilakukan dengan guru bidang studi Matematika yang mengajar di kelas IX
SMP Negeri 1 Balung, diperoleh informasi bahwa pada tahun 2010/2011 masih
banyak siswa yang belum tuntas pada materi bangun ruang sisi lengkung.
Observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Juli 2011 juga menunjukkan bahwa
masih banyak siswa kelas IX yang hanya menghafal rumus-rumus yang diberikan
oleh guru, padahal siswa tidak perlu menghafalkan begitu banyak rumus jika
siswa mengetahui konsep dasar dari suatu materi. Pembelajaran yang sebagian
besar dilakukan oleh guru hanyalah menulis rumus-rumus, memberikan contoh
soal, dan memberikan tugas, padahal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu
model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Adapun metode yang
menekankan pada pemahaman konsep dan bertujuan untuk meningkatkan daya
berpikir kritis adalah metode inkuiri.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Balung
berjumlah 38 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan, dengan pertimbangan terdapatnya kemampuan siswa yang heterogen serta kondisi
kelas yang memungkinkan untuk diterapkannya pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw dengan metode inkuiri. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model penelitian yang digunakan adalah
modifikasi spiral model Hopkins yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi yang kemudian diikuti oleh siklus berikutnya. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, metode observasi,
metode tes dan metode wawancara. Data yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah penerapan model pembelajaran, aktivitas siswa, dan ketuntasan hasil
belajar siswa.
Hasil analisis data aktivitas siswa pada siklus I dan II menunjukkan bahwa
aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I mencapai 80,45%, sedangkan pada
siklus II mencapai 87,59%. Hasil aktivitas guru secara klasikal mengalami
peningkatan dari 87,88% pada siklus I menjadi 93,94% pada siklus II. Persentase
ketercapaian tes pertama sebesar 70,40%, tes kedua sebesar 77,50%, sedangkan
tes sebesar 83,90%. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 81,58%,
dengan 7 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar pada siklus I, sedangkan
pada siklus II sebesar 92,11% dengan 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa yang tuntas maupun
yang tidak tuntas merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan pengamatan dan analisis selama pembelajaran, diperoleh hasil
bahwa aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan,
sehingga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan metode inkuiri dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran
Matematika, khususnya pada sub pokok bahasan tabung dan kerucut. | en_US |