Show simple item record

dc.contributor.authorDE DDY E K O AF RI YANT O
dc.date.accessioned2014-01-16T04:03:21Z
dc.date.available2014-01-16T04:03:21Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM080210302005
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15104
dc.description.abstractPeranan Sulthan Muhammad Al-Fatih Dalam Penaklukan Konstantinopel 1451-1453; Deddy Eko Afriyanto, 080210302005; 2013: xii, 98 halaman; Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Sebagai Sulthan Utsmani ketujuh, Sulthan Muhammad Al-Fatih ingin merealisasikan janji Rasulullah saw dan mewujudkan impian para pendahulunya. Dalam upaya penaklukan Konstantinopel Sulthan Muhammad Al-Fatih banyak sekali menggunakan ide-ide cemerlang. Penaklukan Konstantinopel bukan hanya impian Sulthan Muhammad Al-Fatih saja, tetapi juga impian seluruh kaum Utsmani. Permasalahan yang dihadapi oleh Daulah Utsmaniyah dalam penaklukan Konstantinopel secara umum ini memaksa Sulthan Muhammad Al-Fatih sebagai Sulthan Utsmani ketujuh untuk melaksanakan peranannya. Hal inilah yang secara empirik dan teoritis menarik untuk dikaji. Secara empirik dengan pengkajian secara mendalam akan diketahui nilai juang Sulthan Muhammad Al-Fatih sebagai sosok pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab dapat dijadikan sumber inspirasi bagi generasi penerus bangsa sebagai suritauladan yang baik. Sedangkan secara teoritik, banyak sumber-sumber sebagai bahan untuk menyusun penelitian ini. Sumber-sumber tersebut berupa buku-buku yang dikarang oleh sejarawan. banyak buku yang menyajikan tentang peranan Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453 namun masih ada celah-celah yang perlu dijelaskan dalam hal latar belakang dan strategi Sulthan Muhammad AlFatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah: 1) apa saja latar belakang Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453?; 2) bagaimanakah strategi Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel?. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam apa saja latar belakang Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453; 2) untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam strategi Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel. Manfaat vii dari penelitian ini antara lain: 1) bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Peranan Sulthan Muhammad AlFatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453. 2) bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Peranan Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453. 3) bagi ilmu sejarah, dapat digunakan sebagai referensi tentang sejarah Arab terutama tentang Peranan Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel. 4) bagi Almamater FKIP Universitas Jember, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan sebagai wujud nyata dalam rangka pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, dengan langkah – langkah: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Kesimpulan pertama, latar belakang Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel adalah karena adanya dorongan iman untuk merealisasikan kabar gembira yang pernah diucapkan Rasulullah. Faktor-faktor lainya adalah lemahnya Kekaisaran Byzantium akibat konflik dengan Kristen Katolik Roma. Keindahan negeri itu dan letaknya yang sangat strategis. Kesimpulan kedua, strategi Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel diantaranya mengadakan perjanjian dengan beberapa musuhnya, membuat benteng Anaduli Hisar dan Rumilia Hisar, mengumpulkan senjata, memperkuat angkatan perangnya menjadi 250.000 pasukan dan 400 kapal laut. Pada saat penaklukan Sulthan Muhammad Al-Fatih mempunyai ide luar biasa yaitu memindahkan kapal-kapal melalui perbukitan menuju Tanduk Emas. Sulthan Muhammad Al-Fatih meraih kemenangan pada Selasa sore 29 Mei 1453, menjadikan Konstantinopel sebagai ibukota Utsmani dan dikenal sebagai Istanbul. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa bahwa peranan Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel 1451-1453 untuk dijadikan contoh sebagai suritauladan yang baik. Saran kedua, bagi para pemimpin negara dengan mengetahui perjuangan Sulthan Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel dapat dijadikan contoh sebagai sosok pemimpin yang jujur dan bertanggungjawab.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210302005;
dc.subjectSulthan Muhammad Al-Fatihen_US
dc.titleP E R A N A N S U L T HA N M U HA M M A D A L F A T I H D A L A M P E N A KL U KA N KON S T A N T I N OP E L 1451 14 53en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record