dc.description.abstract | Status gizi adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya dapat diukur berdasarkan indeks antropometri. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara status gizi berdasarkan indeks antropometri
dengan terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun di lima pondok
pesantren di Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini
dilakukan pada bulan September 2011, bertempat di lima pondok pesantren di
kabupaten Jember. Sampel penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
I adalah sampel anak laki-laki dan perempuan yang berumur 6-12 tahun yang tidak
menderita angular cheilitis yang telah diperiksa status gizinya dan kelompok II
adalah sampel anak laki-laki dan perempuan yang berumur 6-12 tahun yang
menderita angular cheilitis yang telah diperiksa status gizinya. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan chi square test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 433 anak yang diteliti, dari 394
anak pondok pesantren yang mempunyai status gizi baik terdapat 20,8% anak
menderita angular chelitis dan 79,2% anak tidak menderita angular cheilitis. Status
gizi kurang terdapat 32 anak dengan 40,6% anak menderita angular cheilitis dan
59,4% anak tidak menderita angular cheilitis. Status gizi buruk terdapat 7 anak
dengan 57,1% anak menderita angular cheilitis dan 42,9% anak tidak menderita
angular cheilitis.
viii
Data dianalisis kemudian diperoleh nilai signifikansi 0,003 (p<0,05), sehingga
dapat diartikan bahwa terdapat hubungan status gizi berdasarkan indeks antropometri
dengan terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun di lima pondok
pesantren di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan status gizi berdasarkan indeks
antropometri dengan terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun di lima
pondok pesantren di Kabupaten Jember. | en_US |