dc.description.abstract | Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan alam
yang melimpah pernah berswasembada beras pada dekade 1980-an. Namun saat
ini negara Indonesia dikenal sebagai salah satu importir beras terbesar di dunia.
Produksi dalam negeri yang tidak mencukupi mengharuskan pemerintah
mengimpor untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Pada era
perdagangan bebas, impor beras menjadi kerugian tersendiri dalam neraca
perdagangan serta menimbulkan ketergantungan dengan negara lain. Diperlukan
instrumen untuk membatasi impor beras berupa kebijakan tarif yang tepat agar
tidak merugikan pelaku ekonomi perdagangan beras di Indonesia. Propinsi Jawa
Timur merupakan penghasil komoditas padi terbesar kedua di Indonesia setelah
Propinsi Jawa Barat. Potensi tersebut perlu mendapat perhatian tersendiri dalam
usaha pembangunan pertanian pada era globalisasi dan liberalisasi perdagangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau dampak
kebijakan tarif impor beras oleh pemerintah terhadap kesejahteraan pelaku
ekonomi perdagangan beras khususnya produsen dan konsumen di Propinsi Jawa
Timur. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 1990-2004 dan dianalisis
melalui model ekonometrika sistem persamaan simultan dengan metode 2SLS
(Two Stage Least Square Methods), kemudian dilanjutkan dengan validasi model
untuk analisis simulasi kebijakan yang mencoba untuk melihat fenomena tentang:
(1) keragaan pasar beras di Jawa Timur, (2) pengaruh kinerja kebijakan tarif
impor beras terhadap keragaan pasar beras Jawa Timur, dan (3) simulasi
kebijakan tarif impor yang terbaik bagi kesejahteraan produsen dan konsumen
beras di Jawa Timur.
Dari hasil penelitian menurut model ekonometrika beras di Jawa Timur
dapat disimpulkan bahwa keragaan pasar beras di Jawa Timur dibentuk oleh
interaksi antara permintaan beras, penawaran beras, dan pembentukan harganya.
Ketiga hal tersebut dipengaruhi secara ekonomi dan simultan oleh variabelvariabel
ekonomi seperti luas areal panen padi, produktivitas, jumlah penduduk,
pendapatan perkapita masyarakat Jawa Timur, jumlah impor beras, tarif impor
beras, harga gabah, dan produksi beras di Jawa Timur. Tarif impor beras pada
penelitian ini diketahui memiliki pengaruh secara simultan terhadap keragaan
pasar beras di Jawa Timur terutama pada jumlah impor, harga beras, permintaan
beras, harga gabah, produktivitas dan luas areal panen padi. Terakhir diketahui
bahwa kenaikan tarif impor beras menjadi sebesar 40% selama 5 tahun kedepan
merupakan yang terbaik, karena memberikan tambahan kesejahteraan pada
produsen, selain pengurangan kesejahteraan konsumen yang tidak terl | en_US |