dc.description.abstract | Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberi bekal pada
peserta didik agar kelak dapat hidup mandiri di masyarakat, tanggap terhadap segala
permasalahan serta memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal
ini pendidikan matematika sangat layak untuk menerima tanggung jawab ini. Dalam
rangka meningkatkan keefektifan pembelajaran matematika, guru hendaknya
memiliki kompetensi untuk memilih model pembelajaran yang tepat. Keterampilan
siswa kelas V SDN Kupang Bondowoso dalam menyelesaikan soal cerita sangat
rendah. Kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita disebabkan
oleh siswa kurang memahami bahasa dan soal, kurang memahami operasi yang
diperlukan, dan tidak dapat mengkaitkan penyelesaian kedalam masalah semula.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan pembelajaran model Polya yang
terdiri dari 4 tahapan dalam menyelesaikan soal cerita yaitu, tahap memahami
masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan mengecek kembali. Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah deskripsi pelaksanaan pembelajaran
model Polya yang dapat meningkatkan keterampilan soal cerita pada siswa kelas V
SDN Kupang dan bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa dalam memahami
masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan mengecek kembali. Tujuan
meningkatakan keterampilan mengerjakan soal cerita siswa kelas V SDN Kupang
tahun ajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam
mengerjakan soal cerita melalui model polya pada siswa kelas V SDN Kupang tahun
ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan subyek penelitian sebanyak
15 siswa di SDN Kupang Kabupaten Bondowoso. Aspek yang menjadi indikator
keberhasilan penelitian ini meliputi; Keterampilan memahami masalah, membuat
rencana, melaksanakan rencana, dan mengecek kembali. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan 2 siklus. Teknik pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Data yang dikumpulkan berupa penilaian aktivitas guru, hasil pengerjaan
LKS, dan tes akhir siklus. Hasil pelaksanaan siklus I pertemuan 1 aktivitas guru
sebesar 59%, pertemuan 2 sebesar 77%, pertemuai 1 siklus II sebesar 91% dan
pertemuan 2 sebesar 77%. Hasil pengerjaan LKS siklus I pada tahap memahami
masalah sebesar 84,5%, membuat rencana 67%, melaksanakan rencana 66,5%,
mengecek kembali 44,5%. Pada siklus II tahap memahami masalah sebesar 86%,
membuat rencana 89,5%, melaksanakan rencana 81,5%, dan mengecek kembali 73%.
Pada analisis hasil tes akhir, keterampilan memahami masalah meningkat sebesar
13,33%, keterampilan membuat rencana 14,67%, keterampilan melaksanakan rencana
13,33%, dan keterampilan mengecek kembali sebesar 13,33%. ketuntasan hasil
belajar secara klasikal pada siklus I hanya sebesar 53,33% dan pada siklus II
ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 86,7%.
Setelah peneliti menggunakan model Polya maka keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
pada data masing-masing siklus, secara garis besar peningkatan keberhasilan rata-rata
indikator keterampilan menyelesaikan soal cerita dari kondisi awal ke siklus I yaitu
dari 40% menjadi 53,33%, peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 juga cukup baik
yaitu dari 53,33% menjadi 86,7%. Penggunaan model Polya terbukti dapat
meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelas V SDN
Kupang Bondowoso tahun ajaran 2011/2012.
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal cerita matematika. | en_US |