dc.description.abstract | Kedelai merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai tinggi dan
mengandung sumber protein cukup besar. Kebutuhan kedelai meningkat setiap
tahunnya namun tidak diimbangi dengan produksi yang tinggi, sehingga Indonesia
melakukan impor kedelai setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Upaya meningkatkan mutu dan produksi kedelai terus dilakukan salah satu
inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan pengoptimalan lingkungan diatas
tanah dengan memanfaatkan bakteri fotosintetik Synechococcus sp.
Synechococcus sp merupakan bakteri fotosintetik yang dapat menambat N dari
udara, dengan adannya penambatan N dari udara diharapkan dapat meningkatkan
fotosintat tanaman dan hasil produksi tanaman meningkat.
Penelitian dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian Universitas
Jember, dimulai pada bulan November 2008 sampai Februari 2009. Percobaan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bakteri Synechococcus sp.
terhadap hasil tanaman kedelai mutan generasi awal. Percobaan dirancang dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) perlakuan tunggal yakni aplikasi bakteri
Synechococcus sp. perlakuan dilakukan dengan menyemprotkan 2,4 ml larutan
inkubasi bakteri Synechococcus sp. per tanaman pada permukaan daun tanaman
kedelai dan diuji dengan analisis deskriptif statistik. Kombinasi perlakuan yaitu
tanpa aplikasi bakteri (B0) sebagai kontrol berjumlah 49 polibag, dan diaplikasi
bakteri (B1) sebanyak 48 polibag. Perlakuan diberikan pada saat tanaman berumur
28, 44, 58, dan 75 HST. Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman,
jumlah cabang, julah daun, jumlah polong, hasil biji pertanaman, berat biji
pertanaman, panjang akar, jumlah akar primer, diameter batang, kandungan
klorofil, kandungan N tanaman, jumlah polong hampa, jumlah polong isi, jumlah
buku produktif, dan berat 100 biji.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bakteri memberikan
pengaruh yang positif terhadap fase vegetatif tanaman kedelai dilihat dari grafik
jumlah cabang, tinggi tanaman, rata-rata kandungan N tanaman, dan jumlah
polong tanaman, akan tetapi berdampak negatif pada fase generatif tanaman
kedelai dilihat dari grafik jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah polong
gugur, hasil biji pertanaman, jumlah biji untuk benih, jumlah biji konsumsi dan
berat biji pertanaman. Hal ini sebagai indikator terjadinya asosiasi bakteri dengan
kedelai. | en_US |