Show simple item record

dc.contributor.authorRubayat Indradi
dc.date.accessioned2014-01-13T07:22:27Z
dc.date.available2014-01-13T07:22:27Z
dc.date.issued2014-01-13
dc.identifier.nimNIM042010101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14165
dc.description.abstractSebagian besar masyarakat pernah mengobati diri sendiri sebelum mengunjungi puskesmas atau dokter. Salah satu jenis obat bebas yang sering dikonsumsi masyarakat adalah parasetamol. Luasnya jangkauan penggunaan parasetamol di masyarakat menyebabkan keracunan akibat parasetamol dalam dosis tinggi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Keracunan parasetamol tidak hanya terjadi pada dosis toksik, tapi dapat pula terjadi pada dosis terapi dalam jangka lama. Mekanisme toksisitas akibat parasetamol yang menyebabkan kerusakan sel hati diperantarai oleh suatu metabolit reaktif hasil dari metabolisme parasetamol, yaitu N-asetil-p-benzoquinoneimin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian parasetamol dosis terapi terhadap perubahan kadar enzim transaminase, khususnya kadar SGOT dan SGPT pada tikus Wistar. Penelitian ini dilakukan pada 16 ekor tikus Wistar jantan di laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember pada bulan Agustus-September 2007. Tikus dibagi dalam kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol diberi placebo berupa larutan CMC 1%, sedangkan untuk kelompok perlakuan diberi larutan parasetamol. Semua larutan disondekan pada masing-masing tikus sebanyak 3 kali sehari selama 30 hari. Setelah hari ke-30, seluruh tikus dianastesi dengan eter, dan diambil darahnya untuk diukur kadar SGOT dan SGPT dalam serumnya. Hasil kadar SGOT dan SGPT dari kedua kelompok dianalisis dengan uji independent t test. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok yang mendapatkan larutan parasetamol, kadar SGOT dan SGPT meningkat secara nyata dibandingkan vii kelompok kontrol. Namun uji independent t test menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi dalam kadar SGOT berbeda secara signifikan, sedangkan pada kadar SGPT tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh lamanya perlakuan dan dosis obat yang diberikan selama penelitian berlangsung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah parasetamol dosis terapi dapat meningkatkan kadar SGOT secara signifikan, namun tidak meningkatkan kadar SGPT secara signifikan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries042010101026;
dc.subjectParasetamol, Dosis Terapi, Perubahan Kadar Enzim Transaminase;en_US
dc.titleEfek Pemberian Parasetamol Dosis Terapi terhadap Perubahan Kadar Enzim Transaminaseen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record