Show simple item record

dc.contributor.authorBenhard Batubara
dc.date.accessioned2013-12-28T04:17:23Z
dc.date.available2013-12-28T04:17:23Z
dc.date.issued2013-12-28
dc.identifier.nimNIM001510401258
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13584
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Bahan pangan di Indonesia menjadi tidak stabil apabila antara kebutuhan dan penyediaan tidak seimbang. Kebutuhan beras tersebut terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi nasional tahun 2005 sebesar 53,12 juta ton gabah kering giling (GKG) atau turun 1,75 % jika dibandingkan dengan produksi tahun 2004. Salah satu kendala dalam meningkatkan produksi padi adalah adanya gangguan OPT yaitu gangguan hama. Rata-rata 30 % potensi hasil tanaman hilang karena serangan hama dan seringkali serangan hama dapat menggagalkan panen. Penelitian dilaksanakan di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember (Lahan PIAA Universitas Jember) pada bulan Maret sampai Mei 2006 yang dilakukan di pertanaman padi jenis Ciherang pada fase vegetatif dan fase generatif seluas 1 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas atraktan dalam mengendalikan hama walangsangit (L. acuta) dan penggerek batang padi di lapang dan mengetahui masa aktif dari kedua hama. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) Split-Plot Design. Pengujian keefektivan atraktan dan cairan pada tiap fase dilakukan uji BNT taraf 5%. Tiap fase dilakukan empat kali pengamatan yaitu: Vegetatif 1 umur 25 hari; Vegetatif 2 umur 32 hari; Generatif 1 umur 58 hari dan Generatif 2 umur 65 hari tanam. Penelitian dimulai pada pukul 15.00 sore sampai 23.00 malam yang dibagi menjadi empat selang waktu pengamatan, yaitu pengamatan (I) pukul 15.00 sampai 17.00 sore, pengamatan (II) pukul 17.00 sampai 19.00 malam, pengamatan (III) pukul 19.00 sampai 21.00 malam, pengamatan (IV) pukul 21.00 sampai 23.00 malam. Pengamatan dilakukan setiap dua jam sekali. Hama yang akan diamati yaitu penggerek batang padi dan walangsangit (L. acuta). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cahaya kuning dan cahaya putih mampu untuk mengundang hama penggerek batang padi putih dan kuning pada fase vegetatif dan generatif dan masa aktif hama terjadi dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00 malam. Penggunaan bau bangkai keongmas pada fase generatif mampu untuk mengundang walangsangit dan masa aktif hama terjadi mulai pukul 15.00 sore sampai dengan pukul 21.00 malam. Penggunaan cahaya dan cairan tidak mempengaruhi hasil tangkapan penggerek batang, sedangkan kombinasi penggunaan bau bangkai keongmas dan minyak tanah mampu untuk menangkap walangsangit dibandingkan dengan penggunaan bau bangkai keongmas dan air. Perangkap lampu dapat digunakan sebagai alat monitoring serangga dan alat pengendalian terutama untuk mengurangi populasi generasi berikutnya. Pengendalian menggunakan atraktan sejak dini dapat menekan perkembangan populasi hama yang ada di lapang.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries001510401258;
dc.subjectHAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN WALANGSANGIT (Leptocorixa acuta Thunb) PADA TANAMAN PADI DENGAN PERANGKAP ATRAKTANen_US
dc.titleUSAHA PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN WALANGSANGIT (Leptocorixa acuta Thunb) PADA TANAMAN PADI DENGAN PERANGKAP ATRAKTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record