dc.description.abstract | Cahaya merupakan salah satu unsur pokok bagi pertumbuhan tanaman.
Namun, tidak semua tanaman memerlukan intensitas cahaya yang tinggi dalam
pertumbuhannya. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman C3 yang
mempunyai tingkat kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman
C4. Sehingga tanaman ini mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan
pada kondisi intensitas cahaya rendah seperti tumpangsari.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Untuk mengetahui pengaruh tingkat
naungan terhadap pertumbuhan 10 genotipe kacang hijau berdasarkan
pertumbuhan tanaman kacang hijau. 2). Untuk mengetahui genotipe kacang hijau
yang memiliki pertumbuhan yang baik. 3). Untuk mengetahui tingkat naungan
yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Wirolegi, Jember Juli sampai
dengan September 2009. 10 Genotipe Kacang Hijau yang digunakan yakni :
Kutilang, Sampeong, Perkutut, Sriti, Kenari, Murai, Betet, Lokal Pare-1, Lokal
Pare-2, dan NO. 129 diuji dengan empat tingkat naungan (0, 25%, 50% dan 75%).
Perlakuan dilakukan dengan Rancangan Acak Petak Terbagi dengan tiga ulangan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). Terdapat interaksi antara
naungan dengan genotipe pada variabel pengamatan diameter batang, jumlah
daun, luas daun dan kandungan klorofil daun. 2). Genotipe berpengaruh nyata
pada variabel pengamatan tinggi tanaman. Genotipe Sampeong (G2), Kutilang
(G1) dan Murai (G6) menunjukkan tinggi tanaman yang lebih baik bila
dibandingkan dengan 7 genotipe lainnya. 3). Naungan berpengaruh nyata pada
variabel pengamatan tinggi tanaman. Pada tingkat naungan 75% (N3)
memberikan pengaruh yang paling baik pada variabel pengamatan tinggi tanaman. | en_US |