dc.description.abstract | Pembelajaran saat ini adalah pembelajaran yang berbasis berkarakter. Jadi
diharapkan guru harus mampu mengembangkan perangakat pembelajaran yang dapat
menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Karakter tersebut akan dapat
ditanamkan kepada siswa jika pembelajaran yang dilakukan guru menyenangkan.
Agar pembelajaran menyenangkan, maka dipilih pembelajaran berdasarkan whole
brain teaching yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran tidak hanya terpaku pada guru. Pada materi bangun ruang sisi
lengkung, siswa masih cenderung menghafal unsur-usnurnya. Sehingga dengan
pembelajaran whole brain teaching diharapakan siswa tidak terlalu menghafalkan.
Karena dalam pembelajaran ini, siswa akan melakukan, melihat, dan mengatakan
yang diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi bangun ruang
sisi lengkung dan dapat menanamkan karakter dalam pembelajaran.
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang
memungkinkan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Hobri,
2010:31). Sehingga perangkat pembelajaran matematika berkarakter adalah
sekumpulan sumber belajar matematika ysng memungkinkan atau mendasari siswa
dalam melakukan kegiatan pembelajaran matematika di kelas yang didalamnya
terselip beberapa karakter yang harus dicapai. Perangkat pembelajaran matematika
berkarakter yang dimaksud meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), buku siswa (BS), lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil belajar. Dalam
penyusunan perangkat pembelajaran matematika berkarakter ini dibutuhkan metode
vii
yang sesuai untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga peneliti
menggunakan metode whole brain teaching.
Proses pengembangan yang dilakukan mengikuti 3 (tiga) tahapan
pengembangan model pengembangan perangkat pembelajaran Thiagarajan yang
terdiri dari tahap pendefinisian, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Tahap
pendefinisian berisi kegiatan-kegiatan analisis yang bertujuan untuk mendefinisikan
dan menetapkan kebutuhan pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu
1) analisis awal-akhir; 2) analisis siswa; 3) analisis materi; 4) analisis tugas dan 5)
spesifikasi tujuan pembelajaran. Selanjutnya adalah tahap perencanaan yang
bertujuan menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Pada tahap ini terdapat
empat kegiatan desain yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan
desain awal. Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan, tujuan dari tahap ini
adalah menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan
masukan dari para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini
adalah penilaian para ahli dan uji coba lapangan.
Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan 3
aspek kualitas, yakni aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan. Dari
hasil uji kevalidan, perangkat pembelajaran matematika berkarakter berdasarkan
whole brain teaching telah mencapai kriteria kevalidan dengan koefisien validitas
untuk silabus sebesar 0,921, koefisien validitas untuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sebesar 0,949; koefisien validitas buku siswa sebesar 0,924;
koefisien validitas lembar kerja siswa sebesar 0,922; koefisien validitas tes hasil
belajar sebesar 0,892. Kategori validitas untuk kelima perangkat tersebut adalah
sangat tinggi.
Dari hasil uji kepraktisan, diperoleh bahwa persentase aktivitas guru pada
pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, berturut-turut adalah 95,83%; 100%;
100%; 100%. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika
berkarakter berdasarkan whole brain teaching telah memenuhi kriteria kepraktisan
dan guru mampu mengelola pembelajaran dengan sangat baik.
viii
Dari hasil uji efektifitas, perangkat pembelajaran matematika berkakter
berdasarkan whole brain teaching telah memenuhi kriteria keefektifan. Persentase
aktivitas siswa pada pertemuan pertama sampai keempat berturut-turut adalah
91,67%; 85,67%; 96,11%; 95,56%. Hal ini menunjukkan siswa aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran matematika berdasarkan whole brain teaching. Dari hasil
pengamatan perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa diperoleh persentase
pada pertemuan pertama sebesar 89,68%, pertemuan kedua sebesar 99,21%,
pertemuan ketiga sebesar 98,68%, pertemuan keempat sebesar 98,67%. Dengan
demikian persentase perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa pada
pertemuan pertama termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua,
ketiga, dan keempat termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari analisis tes hasil belajar diperoleh bahwa 97,22% (35 siswa dari 36
siswa) siswa mencapai skor lebih dari 60 dengan kategori sedang, tinggi, dan sangat
tinggi, hal ini menunjukkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru
dengan menggunakan metode whole brain teaching. Dan dari analisis angket respon
siswa diperoleh bahwa lebih dari atau sama dengan 95,14% siswa memberikan
respon positif terhadap tiap-tiap indikator yang ditanyakan dalam angket respon
siswa, hal ini berarti siswa setuju dengan penerapan pembelajaran matematika
berkarakter berdasarkan whole brain teaching (WBT). Siswa merasa senang dan
berharap bisa diterapkan pada kegiatan berikutnya.
Berdasarkan kriteria-kriteria kualitas perangkat pembelajaran yang telah
terpenuhi, dihasilkan perangkat pembelajaran matematika berkarakter berdasarkan
whole brain teaching pada materi bangun ruang sisi lengkung untuk siswa sekolah
menengah pertama (SMP) kelas IX yang layak dan dapat digunakan oleh guru tingkat
SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika berkarakter
berdasarkan whole brain teaching yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil belajar. | en_US |