dc.description.abstract | Berdasarkan informasi dari hasil wawancara sebelum penelitian dengan guru
bidang studi matematika kelas VIII-F di SMP Negeri 7 Jember, terdapat dua
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas, yaitu
siswa seringkali melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika dan siswa
tidak memperhatikan penjelasan guru. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu
mengelola proses pembelajaran sehingga siswa memiliki keinginan untuk belajar.
Salah satu tindakan yang dilakukan guru adalah memilih model/metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa agar tercipta suasana belajar yang
kondusif. Penerapan hypnoteaching dalam pembelajaran merupakan salah satu solusi
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru tersebut.
Hypnoteaching memiliki empat karakteristik, yaitu yelling atau berteriak,
jam emosi, ajarkan dan puji, serta pertanyaan ajaib. Pembelajaran dimulai dengan
yelling, yaitu meneriakkan kata-kata singkat secara bersama-sama yang telah
disepakati di awal pembelajaran untuk mengembalikan konsentrasi siswa. Kemudian,
guru memberikan pertanyaan ajaib untuk membangun proses pembelajaran dan
mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, pada saat jam
emosi yang terdiri atas (1) jam tenang, siswa tenang dan berkonsentrasi saat guru
menjelaskan materi pelajaran; (2) jam diskusi, siswa berkelompok dengan teman
sebangku dan berdiskusi dengan cara saling mengajarkan kepada teman kelompoknya
mengenai petunjuk atau solusi permasalahan yang ada di LKS dan memberikan
viii
pujian setelah menjelaskan petunjuk atau solusi permasalahan tersebut (ajarkan dan
puji); (3) jam lepas, siswa beristirahat, tertawa, jalan-jalan, berbicara dengan teman,
makan dan minum selama 5 menit di dalam kelas; dan (4) jam tombol, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, memperhatikan, membandingkan, dan
menanggapi hasil presentasi. Setelah memperoleh materi pelajaran tersebut, siswa
diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diterima dalam menyelesaikan soal sehingga
kesalahan-kesalahan seperti kesalahan penggunaan data, kesalahan teorema,
kesalahan teknik, dan kesalahan lain dapat berkurang.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
hypnoteaching dalam mengurangi kesalahan siswa menyelesaikan soal pada pokok
bahasan kubus dan balok di kelas VIII-F, mengkaji kecenderungan kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan kubus dan balok
setelah penerapan hypnoteaching di Kelas VIII-F, dan mengkaji keefektifan
hypnoteaching dalam mengurangi kesalahan siswa menyelesaikan soal pada pokok
bahasan kubus dan balok di kelas VIII-F.
Subjek penelitian ini ditetapkan pada kelas VIII-F SMP Negeri 7 Jember
semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 39 dan terdiri atas 19
siswa laki-laki serta 20 siswa perempuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus
terdapat 2 kali pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat empat
langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi wawancara,
dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis data dilakukan pada hasil observasi
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil tes.
Observasi aktivitas guru pada setiap siklus dilakukan untuk memperoleh
persentase aktivitas guru selama penerapan hypnoteaching. Berdasarkan hasil
observasi, persentase aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Seperti pada persentase aktivitas guru, persentase aktivitas siswa juga mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan hasil analisis tes pendahuluan dan tes akhir setiap siklus,
diperoleh persentase dari jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Pada siklus I,
semua persentase jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada tes pendahuluan 1
mengalami penurunan setelah pelaksanaan tes akhir 1, tetapi pada jenis kesalahan lain
tetap termasuk dalam kategori cukup tinggi sehingga diperlukan perbaikan penerapan
pembelajaran tersebut di siklus II. Pada siklus II, semua persentase jenis kesalahan
yang dilakukan siswa pada tes pendahuluan 2 mengalami penurunan setelah
pelaksanaan tes akhir 2 dan telah memenuhi kriteria keefektifan sehingga tidak perlu
dilanjut ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil analisis tes, efektivitas pembelajaran
pada siklus I termasuk kategori cukup efektif, sedangkan efektivitas pembelajaran
pada siklus II termasuk kategori efektif. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa penerapan hypnoteaching dalam pembelajaran efektif dalam
mengurangi kesalahan siswa menyelesaikan soal pada pokok bahasan kubus dan
balok karena aktivitas siswa meningkat dari pembelajaran 1 sampai pembelajaran 4
dan semua persentase setiap jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tes akhir
kurang dari 25% serta persentase efektivitas pembelajaran telah melebihi 50%. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa hypnoteaching dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. | en_US |