Show simple item record

dc.contributor.authorDody Bayu Prasetyo
dc.date.accessioned2013-12-27T02:22:38Z
dc.date.available2013-12-27T02:22:38Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM060910101110
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13195
dc.description.abstractThailand merupakan negara yang penuh dengan krisis politik dalam negeri yang berkepanjangan. Krisis politik di Thailand biasa terjadi dan keadaan ini akan diikuti oleh pergantian perdana menteri. Dalam 20 tahun terakhir mulai 1988 sampai 2008, sudah ada 17 pergantian kekuasaan dan delapan di antaranya dilakukan dengan kudeta atau secara teknis kudeta. Krisis politik yang sering terjadi di Thailand disebabkan adanya persaingan antar-elit kekuasaan yang berpengaruh di Thailand. Pihak-pihak yang paling berpengaruh dalam persaingan antar-elit ini adalah para politikus dalam pemerintahan dan tokoh-tokoh militer Thailand yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda. Pada bulan Maret 2010 krisis politik antar-elit di Thailand menyebabkan kelompok pendukung setia mantan Perdana Menteri Thaksin yang dikenal dengan Red Shirts, menggelar demonstrasi besar-besaran di Bangkok melawan pemerintahan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk menuntut kembalinya sang pemimpin populis itu yang digulingkan pada kudeta militer tahun 2006 dan kemudian hengkang dari negaranya. Menanggapi aksi tersebut pemerintah Thailand memberlakukan Undang-Undang Keamanan Internal (Internal security Act/ISA) guna mengantisipasi pecahnya bentrokan yang lebih parah dan mengerahkan kekuatan militer untuk meredam demonstrasi. Adapun fokus dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui serta menganalisa penyebab terjadinya demonstrasi massa Kaos Merah yang pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra terhadap pemerintahan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva di Thailand pada bulan Maret tahun 2010. Sedangkan skripsi ini adalah merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui perpustakaan Universitas Jember, Ruang Baca Fisip, Internet, media massa dan koleksi pribadi. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan Sejarah Politik atau Political-Historical Approach yaitu pendekatan yang menggunakan suatu deskripsi kronologis dari kenyataan politik mengenai berbagai hal dalam kehidupan suatu negara (sosial politik) baik menyangkut kebijakan dalam negeri maupun luar negeri. Metode yang dilakukan dalam penyelesaian skripsi ini adalah dengan menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode pengumpulan data adalah tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penulisan terhadap sumber dan data yang dianggap relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Sedangkan metode analisis data digunakan cara berfikir deduktif yaitu menjelaskan tentang sesuatu yang sifatnya umum menuju ke sesuatu yang sifatnya lebih khusus, atau menjelaskan teoritis atas fakta yang bersifat konkret. Penulisan skripsi ini juga menggunakan metode analisa deskriftipkualitatif. Data akan dianalisa secara lebih lanjut guna mencari fakta-fakta yang nantinya akan mendukung hasil akhir dari penulisan yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena data-data dan informasi yang diperoleh penulis merupakan sebuah data yang bersifat sekunder, sehingga data yang telah diperoleh tidak dapat dilakukan pengukuran secara langsung. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yang diangkat di dalam skripsi ini adalah teori konflik elit.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910101110;
dc.subjectpolitiken_US
dc.titleDEMONSTRASI MASSA KAOS MERAH TERHADAP PERDANA MENTERI ABHISIT VEJJAJIVA DI THAILAND PADA TAHUN 2010en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record