Pengaruh Intervensi Family Caregiver Empowerment Model (FCEM) terhadap Binge Eating Behavior pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsengon Kabupaten Jember
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 berkaitan dengan peningkatan risiko perilaku makan
yang tidak tepat, termasuk binge eating behavior. Binge eating behavior adalah
salah satu sikap mengonsumsi makanan yang ditandai dengan episode berulang dari
makan makanan dalam jumlah besar. Salah satu penyebabnya adalah pembatasan
makanan pada pasien DM tipe 2, sehingga dengan adanya kejadian ini
meningkatkan kecenderungan ingin mengonsumsi makanan dalam jumlah besar
yang sulit untuk dikendalikan. Perilaku ini dapat memperburuk marker metabolik
sehingga semakin tinggi kadar glukosa di dalam darah. Sikap mengonsumsi
makanan dalam jumlah besar secara berlebihan ini mayoritas diabaikan oleh
penderita DM tipe 2. Sehingga, penting untuk menyadari binge eating behavior
secara dini agar terhindar dari komplikasi DM dan senantiasa menerapkan
manajemen diet yang optimal. Memahami perilaku binge eating merupakan cara
yang vital sebagai strategi untuk mengurangi insidensi sikap manajemen diet yang
tidak baik. Keluarga merupakan pusat perkembangan kesehatan dan sumber utama
dalam mengasuh dan pemberian dukungan emosional. Ini mendemonstrasikan
bagaimana memiliki keluarga sebagai caregiver menguntungkan untuk
meningkatkan status kesehatan pada pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Prinsip dari adanya Family Caregiver Empowerment Model (FCEM) ini
adalah untuk memberdayakan anggota keluarga yang berperan sebagai family
caregiver yang secara langsung terlibat dalam manajemen DM tipe 2 secara mandiri
di rumah. Sehingga, penting dalam memberdayakan keluarga sebagai upaya untuk
mencegah dan mengurangi binge eating behavior dan meningkatkan kualitas hidup
anggota keluarga yang sekaligus sebagai pasien DM tipe 2 agar terhindar dari
komplikasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh pendekatan
FCEM terhadap binge eating behavior pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas Banjarsengon, Kabupaten Jember. Variabel dalam penelitin ini adalah
FCEM (independen) dan binge eating behavior (dependen). Desain penelitian ini
adalah randomized controlled group with pre-test and post-test design, dengan
teknik sampling cluster random sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien DM
tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Banjarsengon dengan inklusi berusia 20 – 79
tahun dan tinggal bersama pasangan hidup atau anak dewasa sebanyak 85 sampel,
41 sampel kelompok intervensi dan 44 sampel kelompok kontrol. Pengumpulan
data menggunakan Binge Eating Scale (BES) untuk mengukur kategori binge
eating penderita DM tipe 2. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank
Test untuk kelompok berpasangan dan Independent T Test untuk kelompok tidak
berpasangan dengan signifikansi 0,05.
Hasil penelitian pada kelompok intervensi menggunakan uji Wilcoxon
menunjukkan nilai p 0,000 < 0,05 (α), yang berarti terdapat perbedaan tingkat ratarata binge eating behavior sebelum dan sesudah dilakukan intervensi FCEM.
Sedangkan pada kelompok kontrol, nilai p 0,549 > 0,05 (α), yang berarti tidak
terdapat perbedaan tingkat rata-rata binge eating behavior pada pre-test dan posttest. Hasil penelitian pada kelompok tidak berpasangan nilai p 0,000 < 0,05 (α), di
mana ini menunjukkan adanya perbedaan antara rata-rata nilai delta pre-test dan
post-test pada kelompok intervensi dan kontrol, yang berarti terdapat pengaruh
intervensi FCEM terhadap binge eating behavior pada pasien DM tipe 2 di wilayah
kerja puskesmas Banjarsengon, Jember.
Memperbaiki binge eating behavior dapat dilakukan dengan memulihkan
pola diet menjadi normal dan berfokus pada kesehatan nutrisi pasien serta diet yang
seimbang merupakan beberapa poin yang dapat dilakukan. Dukungan keluarga
dapat membantu pasien serta keluarga untuk memahami gejala dan menyediakan
dukungan yang terbaik. Pemberdayaan keluarga memiliki pengaruh dan keefektifan
dalam meningkatkan kemandirian keluarga dan kepatuhan pasien dalam terapi atau
program diet. Penggunaan perubahan perilaku mendorong seseorang memahami
pentingnya aspek dan tanggung jawab yang telah dilakukan dalam upaya
meningkatkan perawatan diri DM, termasuk memperbaiki diet untuk menurunkan
glukosa dalam darah. Melalui pendekatan pemberdayaan keluarga, keluarga
sebagai fasilitator dapat menyediakan material untuk meningkatkan kepemahaman
pasien dan kesadaran terhadap diabetes tentang pentingnya untuk memelihara diet
secara optimal. Pemberdayaan keluarga merupakan pendekatan keluarga yang
efektif untuk meningkatkan kemandirian dan kepatuhan terhadap diet pada pasien
DM.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh intervensi FCEM
terhadap binge eating behavior pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja puskesmas
Banjarsengon, Kabupaten Jember. Dalam profesi keperawatan, diharapkan perawat
dalam membantu mengatur diet penderita DM tipe 2, menggunakan pendekatan
intervensi FCEM, yang berfokuskan pada pemberdayaan keluarga sebagai
caregiver yang utama di rumah. Selain itu, diharapkan perawat dapat menggunakan
materi edukasi intervensi FCEM dalam melakukan pendidikan kesehatan bersama
keluarga penderita DM tipe 2 untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam memanajemen penyakit DM, khususnya pada manajemen diet.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1674]