Perbedaan Kejadian Mual Muntah Pascaoperasi pada Pasien Sectio Caesarea Metode ERACS dan Konvensional di RSD Kalisat Jember
Abstract
Enhanced recovery after caesarean surgery (ERACS) adalah metode pembedahan yang menggunakan pendekatan multi-disiplin untuk meningkatkan proses pemulihan pasien dan mengurangi efek samping setelah anestesi. Metode ERACS menggunakan obat anestesi kombinasi, yaitu bupivakain dosis rendah, dikombinasikan dengan opioid seperti fentanil dan morfin bersamaan dengan pemberian sulfat atropin sebagai antikolinergik. Penggunaan obat anestesi kombinasi mampu mempertahankan ketidakseimbangan antara sistem saraf simpatis dan parasimistis, Salah satu teknik anestesi yang sering digunakan adalah anestesi spinal, tetapi dapat menyebabkan mual muntah pascaoperasi. Penelitian ditujukan untuk mencari tahu perbedaan antara insiden mual muntah pascaoperasi pada pasien ERACS dan konvensional. Studi penelitian galah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, dilakukan pada Bulan Mei - Oktober 2024 di Rumah Sakit Daerah Kalisat Jember. Jumlah sampel adalah 90 rekam medis yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan rumus Fleiss with CC. Data dianalisis melalui uji statistik Chi-square di SPSS. Hasil signifikan apabila didapatkan nilai p adalah < 0.05. Ada perbedaan antara insiden mual muntah pascaoperasi pada pasien meted ERACS dan konvensional. Insiden pada metode ERACS adalah 5 pasien mual, 2 pasien mual dan muntah, sedangkan pada metode tradisional adalah 16 pasien mual, 15 pasien mual dan muntah. Hasil ini didukung oleh hasil uji statistik, bahwa terdapat nilai p 0,000 (p < 0.05), yang artinya signifikan. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kejadian mual muntah pascaoperasi pada pasien section caesarea metode ERACS dan konvensional, Dimana kejadian lebih rendah pada metode ERACS.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1562]