Eksistensi Perempuan dalam Novel Tutur Dedes: Doa dan Kutukan Karya Amalia Yunus serta Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Ajar Teks Esai di SMA
Abstract
Eksistensi dapat diartikan sebagai peran ataupun keberadaan manusia.
Keberadaan ini tidak hanya ditentukan dari aspek fisik, tetapi juga oleh cara
seseorang memaknai dan membangun identitas diri. Eksistensi yang bermakna
hanya dapat tercapai apabila seseorang mampu memahami serta mengukuhkan
identitasnya, sehingga ia dapat berperan secara aktif untuk kepentingan dirinya.
Gagasan mengenai eksistensi menjadi lebih kompleks ketika dihubungkan dengan
pengalaman perempuan. Hal tersebut dikarenakan pemikiran mengenai
perempuan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjek, sehingga perempuan tidak
dapat mencapai eksistensinya yang otentik. Dalam sastra Indonesia, terdapat
banyak karya yang menggambarkan usaha perempuan dalam mencapai
eksistensinya. salah satunya adalah tokoh-tokoh perempuan dalam novel Tutur
Dedes: Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus. Novel tersebut menceritakan
sejarah terbentuknya kerajaan Singosari dari sudut pandang Ken Dedes. Selain
kronik terbentuknya kerajaan Singosari, novel tersebut juga menceritakan tiga
tokoh perempuan dengan latar belakang hidup yang berbeda-beda menyikapi
keadaan hidupnya. Tiga tokoh perempuan tersebut pada akhirnya diceritakan
memiliki andil besar dalam berdirinya kerajaan Singosari dalam novel tersebut.
Novel Tutur Dedes: Doa dan Kutukan dijadikan objek pada penelitian ini guna
menemukan manifestasi eksistensi perempuan.
Penelitian ini mendeskripsikan manifestasi eksistensi perempuan sebagai
subjek, perempuan intelektual, dan perempuan sebagai agen transformasi sosial
pada tokoh Ken Dedes, Anjani, dan Ken Umang. Hasil penelitian ini juga
dimanfaatkan sebagai alternatif materi ajar teks esai di SMA. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kritik sastra feminis. Data yang dikumpulkan melalui teknik
dokumentasi dan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis.
Hasil dan pembahasan penelitian ini yaitu deskripsi mengenai manifestasi
eksistensi perempuan dalam novel Tutur Dedes: Doa dan Kutukan karya Amalia
Yunus yang terdiri atas eksistensi perempuan sebagai subjek, eksistensi
perempuan sebagai sosok intelektual, dan eksistensi perempuan sebagai agen
transformasi sosial, serta pemanfaatannya sebagai alternatif materi ajar teks esai di
SMA. Eksistensi perempuan sebagai subjek ditunjukkan melalui kesadaran dan
usaha tokoh perempuan dalam novel untuk mencapai tujuan hidupnya, eksistensi
perempuan sebagai sosok intelektual ditunjukkan melalui tindakan-tindakan yang
diambil tokoh perempuan dalam novel melalui proses berpikir kritis, perempuan
sebagai agen transformasi sosial ditunjukkan melalui keikutsertaan tokoh
perempuan dalam novel memberdayakan sesama perempuan dan mengubah
norma serta budaya masyarakat yang merugikan perempuan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah manifestasi eksistensi perempuan
sebagai subjek dalam novel Tutur Dedes: Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus
ditunjukkan melalui cara tokoh perempuan menjalani hidup dengan teguh iman,
berpendirian kuat, berani, mandiri, setia, dan melawan ketidakadilan. Eksistensi
perempuan sebagai sosok intelektual ditunjukkan melalui cara mereka menjalani
hidup dengan memiliki pemikiran kritis, bijaksana, mampu menerapkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki ke kehidupan sehari-hari, dan memiliki kemampuan
analisis terhadap keadaan sekitar. Eksistensi perempuan sebagai agen transformasi
sosial ditunjukkan dengan keberhasilan tokoh perempuan untuk mengubah norma
sosial yang awalnya senjata dan prajurit selalu identik dengan laki-laki menjadi
lazim jika dilakukan oleh perempuan melalui pembentukan pasukan pemanah
berkuda perempuan dan keikutsertaan Ken Dedes, Anjani, dan Ken Umang dalam
perang Ganter melawan kerajaan Kadiri. Selain itu, latar belakang hidup dan
ketidakadilan yang dialami tokoh perempuan juga mempengaruhi cara tokoh
mencapai eksistensinya. Hasil analisis terkait eksistensi perempuan dalam novel
Tutur Dedes: Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus dapat dimanfaatkan sebagai alternatif materi ajar teks esai di SMA fase F kelas XII CP elemen menulis dengan
TP Peserta didik menuliskan esai berisi kritik terhadap karya sastra yang dibaca.
Saran yang diberikan, yaitu (1) bagi penelitian selanjutnya, Novel Tutur
Dedes: Doa dan Kutukan karya Amalia Yunus diceritakan dari sudut pandang
Ken Dedes dari ia lahir sampai moksa. Ken Dedes diceritakan mengalami banyak
perang batin khususnya selama perang Ganter berlangsung dan kehidupan setelah
kematian Ken Angrok sehingga penelitian selanjutnya dapat berfokus pada
psikologi tokoh Ken Dedes dalam novel tersebut serta mengimplementasikannya
pada materi pembelajaran bahasa Indonesia fase F kelas 12 elemen capaian
menulis, materi teks resensi, (2) novel Tutur Dedes Doa dan Kutukan karya
Amalia Yunus bukan hanya menyoroti ketidakadilan terhadap perempuan akibat
perbedaan gender, tetapi juga karena faktor kelas sosial. Oleh karena itu,
penelitian selanjutnya dapat fokus pada kajian gender menggunakan teori
feminisme interseksual yang menyorot ketidakadilan gender berdasarkan gender,
ras, etnis, dan kelas sosial, serta mengimplementasikannya terhadap materi
pembelajaran bahasa Indonesia materi teks esai, (3) novel Tutur Dedes Doa dan
Kutukan karya Amalia Yunus berlatar kerajaan Hindu-Buddha, tepatnya di
Tumapel sebagai salah satu wilayah bagian Kadiri. Dalam novel tersebut, banyak
disinggung mengenai kebiasaan hidup yang berbeda dengan manusia masa kini,
sehingga penelitian selanjutnya dapat fokus pada kajian unsur budaya kerajaan
Hindu-Buddha dalam novel tersebut, serta mengimplementasikannya pada materi
pembelajaran bahasa Indonesia fase E kelas 10, elemen capaian menulis, materi
teks puisi (peserta didik membuat puisi bertema budaya Nusantara berdasarkan
kebudayaan dalam novel), (4) hasil penelitian ini disarankan untuk digunakan
sebagai materi pembelajaran sastra di SMA fase F kelas XII elemen capaian
menulis dengan tujuan pembelajaran Peserta didik menuliskan esai berisi kritik
terhadap karya sastra yang dibaca.