Show simple item record

dc.contributor.authorSUKMAWATI, Avita
dc.date.accessioned2025-09-15T07:08:45Z
dc.date.available2025-09-15T07:08:45Z
dc.date.issued2025-02-24
dc.identifier.nim211810101044en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128157
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 15 September 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractPulau Jawa memiliki kontribusi sebesar 57% terhadap perekonomian nasional menurut Badan Kebijakan Fiskal. Namun, pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa pada tahun 2023 sebesar 4,96%. Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa lebih rendah daripada wilayah Indonesia Timur. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik masing-masing wilayah di Pulau Jawa. Penelitian ini akan menganalisis karakteristik wilayah di Pulau Jawa dengan melakukan pengelompokan menggunakan K-Means atau SOM. Kelebihan metode K-Means yaitu dapat digunakan dengan mudah, membutuhkan waktu yang relatif cepat dalam menjalankan algoritmanya, serta menggunakan prinsip yang sederhana. Kekurangan metode K-Means yaitu nilai pada awal algoritma ditentukan secara acak sehingga memungkinkan hasil pengelompokan tidak optimal. Keunggulan metode SOM adalah mampu mengekstrak fitur penting dari data dan memetakan kesamaan instrinsik ke dalam cluster yang dapat diinterpretasi secara visual Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan metode K-Means dan SOM berdasarkan hasil DBI, serta memperoleh kelompok wilayah di Pulau Jawa dengan karakteristik setiap cluster. Penelitian ini menggunakan data berupa data faktor-faktor perekonomian yang didapatkan dari website BPS. Objek penelitian yang dilakukan merupakan 119 kabupaten/kota di Pulau Jawa. Data yang diperoleh dianalisis dan dikelompokkan menggunakan software Rstudio. Langkah-langkah penelitian dimulai dari pengumpulan data, normalisasi data, validasi cluster, serta pengelompokan menggunakan metode dengan DBI terkecil. Data yang telah dikelompokkan dianalisis dan dilabeli sesuai dengan karakteristik setiap cluster. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelompokan menggunakan metode SOM ke dalam 5 cluster memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan pengelompokan menggunakan metode K-Means. Pengelompokan kabupaten/kota dilakukan ke dalam 5 cluster menggunakan metode SOM berdasarkan hasil DBI. Hasil pengelompokan ini yaitu cluster 1 beranggotakan 14 kabupaten/kota sebagai wilayah ekonomi berkembang dengan ketimpangan, cluster 2 beranggotakan 17 kabupaten/kota sebagai wilayah ekonomi maju berbasis investasi, cluster 3 beranggotakan 54 kabupaten/kota sebagai wilayah ekonomi berkembang tidak stabil, cluster 4 beranggotakan 11 kabupaten/kota sebagai wilayah ekonomi terbelakang, serta cluster 5 beranggotakan 23 kabupaten/kota sebagai wilayah ekonomi berkembang dengan risiko inflasi.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Dr. Alfian Futuhul Hadi, S.Si., M.Si. DPA: Firda Fadri, S.Si., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jemberen_US
dc.subjectSelf Organizing Maps (SOM)en_US
dc.subjectTingkat Perekonomianen_US
dc.titlePerbandingan Metode K-Means dan Self Organizing Maps (SOM) dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Tingkat Perekonomianen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiMatematikaen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Alfian Futuhul Hadi, S.Si., M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Firda Fadri, S.Si., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorRudy Ken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record