• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Lumut Hati Dumortiera hirsuta (Sw.) Nees. Asal Kawasan Gunung Gumitir dengan Metode Gas Chromatography- Mass Spectrometry (GC-MS)

    Thumbnail
    View/Open
    191810401011_Noor Aziza Gilani_Draft Skripsi Repository.pdf (1.809Mb)
    Date
    2023-07-31
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Lumut D. hirsuta adalah salah satu jenis lumut yang termasuk ke dalam kelompok lumut hati bertalus. Lumut D. hirsuta memiliki beberapa ciri morfologi berupa talus berwarna hijau gelap, bentuk lembaran, tepi bergelombang, dan memiliki organ seksual berupa arkegonium dan anteridium yang dilengkapi dengan reseptakel berbulu pada bagian tepi. Lumut D. hirsuta biasa ditemukan menempel pada substrat batu atau tanah basah di tempat naungan. Lumut hati D. hirsuta diketahui memiliki beberapa jenis kandungan metabolit sekunder yaitu alkaloid, steroid, keton, monoterpen, seskuiterpen, flavonoid. Lumut hati D. hirsuta juga diketahui mengandung monoterpen, seskuiterpen, keton, asam karboksilat, aldehid, dan senyawa aromatik. Keberadaan beberapa jenis senyawa metabolit sekunder tersebut menjadikan lumut hati D. hirsuta memiliki beberapa potensi di bidang farmakologi seperti sebagai antibakteri, antifungi, antimikroba, antioksidan, dan agen sitotoksik. Keberadaan metabolit sekunder pada suatu jenis tumbuhan dapat diuji dengan beberapa cara, salah satunya dengan metode GC-MS. Gas ChromatographyMass Spectrometry (GC-MS) merupakan gabungan dari dua metode berupa pemisahan senyawa campuran yang bersifat volatil oleh kromatografi gas serta deteksi dan analisis jenis senyawa oleh spektrometri massa. Pemisahan senyawa pada GC-MS terjadi berdasarkan berat molekulnya. GC-MS memiliki beberapa kelebihan yaitu pemisahan senyawa optimal, waktu analisis cepat, dan tingkat sensitivitas yang tinggi. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berupa pengambilan dan preparasi sampel, maserasi dan ekstraksi sampel, dan uji GC-MS. Pengambilan sampel lumut hati D. hirsuta dilakukan di kawasan Gunung Gumitir. Preparasi sampel dilakukan dengan pembersihan sampel dari substrat yang menempel dan penghalusan sampel. Maserasi dilakukan dengan melarutkan sampel halus menggunakan metanol PA selama 3x24 jam diselingi pengadukan selama 1x24 jam. Ekstraksi dilakukan dengan rotary evaporator untuk menghasilkan ekstrak murni sampel D. hirsuta. Uji GC-MS pada penelitian ini dilakukan oleh set alat instrumen GC-MS-QP 2010 Plus Shimadzu. Uji GC-MS berlangsung melalui tiga tahap yaitu preparasi dengan melakukan filtrasi sampel menggunakan syringe filter membran, injeksi sampel dengan metode split, dan deteksi oleh spektrometri massa menggunakan bank data Wiley 9. Berdasarkan kromatogram uji GC-MS, sampel D. hirsuta menunjukkan 40 jenis senyawa. Namun, dari 40 jenis senyawa tersebut terdapat 3 jenis senyawa yang terdeteksi dua kali pada peak yaitu senyawa 1(10),4-aromadenedradiene pada peak 22 dan 25, (-)-Caryophyllene oxide pada peak 28 dan 30, serta 9-Ocdecenoic acid (Z)-(CAS) Oleic acid pada peak 32 dan 37 sehingga total keseluruhan terdapat 37 jenis senyawa yang berbeda. Hasil identifikasi 37 jenis senyawa tersebut menunjukkan bahwa D. hirsuta mengandung 2 jenis metabolit primer yaitu 13% asam lemak dan 6% asam amino serta 4 jenis metabolit sekunder yaitu 29% terpen, 21% fenol, 2% senyawa hidrokarbon, dan 6% keton. Namun 23% senyawa lainnya belum diketahui jenisnya. Jenis senyawa dengan intensitas tertinggi yaitu pada peak 26 yaitu senyawa 2(1H)-Naphthalenone,7-ethynyl - 4a,5,6,7,8, 8a-hexahydro-1, 4a-dimethyl(1.alpha., 4a.beta., 7.beta., 8a.alpha.)- (CAS) (10,2%) tergolong senyawa terpen sedangkan senyawa dengan intensitas paling rendah terdapat pada peak 2 yaitu senyawa L-Alanine, ethyl ester (CAS) Alanine ethyl ester (0,08%) tergolong senyawa asam amino. Keberadaan jenis senyawa metabolit sekunder tersebut menjadikan lumut D. hirsuta memiliki potensi yang baik sebagai obat. Potensi ekstrak metanol lumut D. hirsuta yang berhasil diketahui berupa antimikrob, antioksidan, antiinflamasi, sitotoksik, obat kantung kemih, dan agen aromaterapi.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128095
    Collections
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences [3522]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository