Pengaruh Jenis Sampah Plastik Styrofoam terhadap Degradasi dan Pertumbuhan Larva Tenebrio molitor L. serta Pemanfaatannya sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Jumlah sampah plastik di Indonesia mengalami peningkatan. Sampah plastik
memiliki berbagai macam jenis, salah satunya yaitu polystyrene atau sering dikenal
dengan styrofoam. Polystyrene terbagi menjadi 3 yaitu Expanded Polystyrene
(EPS), Extruded Polystyrene (XPS), dan Polystyrene Paper (PSP). Styrofoam
merupakan sampah anorganik yang sulit terurai yang jumlahnya sangat melimpah.
Sampah plastik styrofoam yang menumpuk harus menjadi salah satu hal yang perlu
diatasi.
Biodegradator alami pengurai sampah plastik styrofoam telah ditemukan
yaitu larva Tenebrio molitor L. atau sering disebut dengan ulat hongkong. Larva ini
berwarna hitam atau coklat gelap. Larva Tenebrio molitor L. mampu
mengkonsumsi dan mencerna styrofoam. Kemampuan tersebut terjadi karena pada
ususnya terdapat bakteri Exiguobacterium sp. Bakteri tersebut berfungsi untuk
mengkatalis reaksi depolimerisasi fragmen styrofoam menjadi molekul-molekul
kecil.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis sampah plastik
terhadap tingkat degradasi sampah tersebut dan pertumbuhan larva Tenebrio
molitor L. Hasil penelitian ini menjadi dasar penyusunan buku ilmiah populer yang
berguna sebagai sumber bacaan masyarakat.
Penelitian dilakukan di Sub Laboratorium Bioremediasi, Laboratorium
Konservasi Hayati, Gedung Center for Development of advanced Science and
Technology (CDAST) Lantai 3, Universitas Jember pada tanggal 13 Februari – 13
April 2023. Larva yang digunakan yaitu dengan panjang 2,0 – 2,6 cm dan biomassa
0,07 – 0,14 g. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 2 kontrol (kontrol positif dan kontrol negatif) dan 4 perlakuan (P1, P2,
P3, P4) dengan menggunakan 3 ulangan selama 4 minggu. Kontrol positif (90%
konsentrat + 10% labu), Kontrol positif (100% konsentrat), P1 (90% styrofoam
padat + 10% labu), P2 (90% styrofoam busa + 10% labu), P3 (100% styrofoam
padat), P4 (100% styrofoam busa). Jumlah larva Tenebrio molitor L. tiap botol
pemeliharaan adalah 50 individu, sehingga jumlah total larva Tenebrio molitor L.
untuk uji akhir yaitu 900 individu. Kebutuhan pakan larva Tenebrio molitor L.
selama satu minggu adalah 0,08 x biomassa basah total (g) x 7 hari.
Pemberian sampah plastik styrofoam padat dan styrofoam busa berpengaruh
sangat signifikan (p = 0,000) terhadap tingkat degradasi sampah plastik styrofoam.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat degradasi tertinggi
terjadi pada styrofoam busa sebesar 0,7475 (±0,17174) g/minggu. Pemberian
sampah plastik styrofoam padat dan styrofoam busa juga berpengaruh signifikan (p
= 0,000) terhadap pertumbuhan panjang dan biomassa larva Tenebrio molitor L.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, kontrol positif memberikan hasil
rerata tertinggi pertumbuhan panjang sebesar 0,222 (±0,050029) cm/minggu dan
pertumbuhan biomassa sebesar 0,042 (±0,006872) g/minggu. Hal ini dikarenakan
pada kontrol kebutuhan nutrisi Tenebrio molitor L. terpenuhi. Larva Tenebrio
molitor L. pada kontrol diberi pakan konsentrat dan labu siam. Hasil penelitian ini
disusun menjadi produk buku ilmiah populer yang berjudul “Degradasi Jenis
Styrofoam oleh Ulat Hongkong Tenebrio molitor L; Coleoptera; Tenebridae”
Validasi buku telah dilaksanakan oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, dan
masyarakat. Rerata validasi yang diperoleh sebesar 89,5 yang menunjukkan bahwa
buku ilmiah populer dikategorikan sangat layak.