dc.description.abstract | Selamatan Among-among dilakukan oleh masyarakat Dusun Kumbo
sebagai pengiling tiron (mengingat hari lahir) seseorang berdasarkan penanggalan
Jawa yang dilaksanakan setiap 35 hari sekali. Penanggalan Jawa berbeda dengan
penanggalan nasional (Masehi). Pada penanggalan Jawa terdapat lima hari pasaran,
yaitu Pon, Wage, Legi, Pahing, Kliwon. Hari pasaran tersebut nantinya dikali
dengan tuju hari dalam seminggu sehingga disebut selapan atau 35 hari. Pada saat
kelahiran bayi masyarakat Dusun Kumbo tidak hanya mengingat hari dan tanggal
lahir menurut penanggalan Masehi yang nantinya digunakan untuk membuat akta
kelahiran, melainkan perlu untuk mengingat hari pasaran menurut penanggalan
jawa untuk menentukan hari selapan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian berbasis riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung dikaji secara analisis. Penelitian model ini lebih
mengutamakan proses dan makna. Landasan teori diperlukan dalam penelitian
untuk memandu fokus penelitian agar sesuai dengan fakta di lapangan.
Penelitian ini akan memaparkan pembahasan dari keseluruhan masalah
yang diteliti, yaitu (1) wujud mitos dalam tradisi Selamatan Among-among
masyarakat Using di Desa Gumirih, Kabupaten Banyuwangi, (2) makna simbolik
dari Selametan Among-among yang menjiwai dan menjadi kepercayaan masyarakat
Using di Desa Gumirih, (3) nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan mitos tradisi
Selametan Among-among masyarakat Using di Desa Gumirih, (4) fungsi mitos
dalam tradisi Selametan Among-Among masyarakat Using di Desa Gumirih, (5)
pemanfaatan mitos dalam tradisi Selametan Among-among sebagai model
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA atau fase E dengan membuat teks
hikayat Selamatan Among-among di Dusun Kumbo, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian mengenai mitos, nilai budaya, dan fungsi dari tradisi Selametan Amongamong di Desa gumirih Banyuwangi, serta penggunaannya sebagai materi
pembelajaran di SMA.
Dalam masyarakat Jawa istilah Among-among berarti memelihara atau
menjaga, berasal dari kata "pamomong" yang artinya penjaga, pelindung, atau
pengasuh. Selametan Among-among merupakan sebuah cara leluhur untuk
menggambarkan tentang kesadaran diri dengan konsep sedulur papat limo pancer
yang berjumlah 45. Dalam prosesnya, setiap elemen dari prosesi, termasuk sesajian
seperti nasi tumpeng dan bubur merah putih, memiliki makna tersendiri yang
berkaitan dengan kosmologi dan keyakinan masyarakat terhadap leluhur.
Masyarakat percaya bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, mereka dapat menjaga
hubungan spiritual dengan nenek moyang mereka, yang diyakini masih memiliki
pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Sasaran penelitian ini adalah untuk memahami dan menggali berbagai aspek
yang terkait dengan mitos, makna simbolik, nilai budaya, fungsi dan pemanfaatan
Selametan Among-among yang dilakukan oleh masyarakat Using di Dusun
Kumbo, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis wujud mitos dalam tradisi Selametan Among-among
yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Kumbo, serta bagaimana mitos tersebut
dipahami dan diterima dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi makna simbolik yang
terkandung dalam tradisi tersebut, serta hubungan antara tradisi Selametan Amongamong dengan kosmologi dan kepercayaan masyarakat Using di Desa Gumirih.
Selanjutnya, penelitian ini menelusuri nilai-nilai budaya yang tercermin dalam
pelaksanaan tradisi Selametan Among-among, serta bagaimana tradisi tersebut
mencerminkan pola pikir dan cara hidup masyarakat Jawa, khususnya masyarakat
Using. Penelitian ini juga bertujuan untuk menilai fungsi mitos dalam tradisi
tersebut, termasuk fungsi sosial, kultural, dan spiritual dalam kehidupan
masyarakat. Terakhir, penelitian ini menggali pemanfaatan mitos dalam tradisi
Selametan Among-among sebagai model pembelajaran untuk kelas Bahasa Indonesia di SMA (fase E), dengan fokus pada pembuatan teks hikayat yang berisi
cerita tentang Selametan Among-among di Dusun Kumbo, Desa Gumirih. Dengan
demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang peran mitos dan tradisi dalam kehidupan masyarakat Jawa,
khususnya di Desa Gumirih, Banyuwangi, serta kontribusinya dalam pendidikan
budaya di sekolah. | en_US |