Pemetaan Genom Bakteriofag Afa-na1 Sebagai Agen Terapi Infeksi Bakteri Patogen Ulkus Diabetes
Abstract
Infeksi pada ulkus diabetes seringkali sulit ditangani karena meningkatnya
resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional. Bakteriofag, sebagai virus yang
secara spesifik menyerang bakteri, menawarkan solusi alternatif yang potensial
melalui pendekatan fagoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan genom
фAfaNA-1 guna mengidentifikasi gen-gen fungsional yang relevan dengan
aktivitas terapeutiknya terhadap bakteri patogen ulkus diabetes.
Metode penelitian pemetaan genom bakteriofag menggunakan pendekatan
bioinformatika dengan menerapkan prosedur Next Generation Sequencing (NGS)
sehingga menghasilkan data analisis Whole Genome Sequencing (WGS) berupa
DNA beruntai ganda (dsDNA) berukuran 78.105 bp, kandungan G+C 45,8%, dan
memiliki 83 orf yang tersebar di sepanjang genomnya.
Analisis genom фAfaNA-1 menunjukkan bahwa bakteriofag ini memiliki
struktur genetik yang kompleks, dengan gen RNA polimerase (RNAP) ditemukan
di wilayah awal Kelas I. Gen ini berperan penting dalam memulai transkripsi
genetik selama siklus hidup fag. Selain itu, gen DNA ligase (DNAL) yang berperan
dalam stabilisasi genom ditemukan terletak setelah RNAP, serupa dengan
bakteriofag vB AfaP QDWS595, tetapi berbeda dengan CASP1. Perbedaan lokasi
DNAL ini mencerminkan variasi adaptasi fag terhadap inang meskipun berasal dari
genus Alcaligenes.
Gen lain yang teridentifikasi meliputi Major Capsid Protein (MCP), yang
penting dalam pembentukan struktur fag, dan enzim lisozim, yang membantu fag
menembus dinding sel bakteri selama tahap lisis. Penelitian ini juga mencatat
bahwa variasi lokasi gen dipengaruhi oleh proses evolusi, seperti rekombinasi
genetik, mutasi, dan transfer gen horizontal, yang memperkaya kemampuan
adaptasi fag terhadap kondisi biologis inangnya. Berdasarkan hal tersebut penelitian pemetaan genom bakteriofag ini dapat
memberikan wawasan mendalam terkait mekanisme replikasi, transkripsi, dan
adaptasi bakteriofag, sekaligus menegaskan potensinya sebagai agen terapi yang
spesifik dan efektif untuk infeksi bakteri patogen ulkus diabetes. Hasil penelitian
ini diharapkan menjadi landasan pengembangan fagoterapi berbasis bakteriofag,
khususnya dalam penanganan infeksi kronis yang resisten terhadap antibiotik.