Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry disertai LKPD Berbasis Multirepresentasi terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPA SMP

Abstract

Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu aspek penting bagi siswa di abad ke-21. Kemampuan berpikir kritis mencakup enam indikator yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan dan pengaturan diri. Kemampuan berpikir kritis berkaitan dengan kemampuan siswa berpikir melalui penalaran, mengolah informasi dan membuat keputusan yang tepat. Namun, kenyataannya pembelajaran saat ini guru kurang melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Kebiasaan siswa yang cenderung pasif dalam menerima materi menjadikan kemampuan berpikir siswa tidak berkembang. Faktanya pembelajaran di kelas masih terfokus pada proses mengingat dan hafalan yang menyebabkan siswa kurang aktif dan menganggap pembelajaran IPA sulit dan kurang menarik. Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa mayoritas siswa pada pembelajaran IPA memiliki kemampuan berpikir tergolong rendah. Model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi merupakan solusi atas rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa karena setiap tahapan model pembelajarannya mendorong partisipasi siswa secara aktif melalui proses penemuan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan (2) untuk mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah menerapkan model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempeh pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu kelas B sebagai kelas ekspeirmen dan kelas C sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data kemampuan berpikir kritis adalah menggunakan tes berjumlah 6 soal dan data pendukung diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat kemudian dilakukan uji Independent Sample t-test dan selanjutnya dilakukan uji N-gain untuk mengkaji tujuan penelitian kedua. Hasil analisis data untuk uji normalitas diperoleh data pretest dan posttest terdistribusi normal dan hasil uji homogenitas untuk kedua kelas bersifat homogen sehingga dapat dilanjutkan uji Independent Sample t-test untuk tujuan penelitian pertama dan uji N-gain untuk tujuan penelitian kedua. Berdasarkan hasil analisis data untuk uji hipotesis menggunakan Independent Sample t-test, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 dengan 0,00 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H𝑎 diterima. Artinya penerapan model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil analisis data untuk peningkatan yang diuji menggunakan N-gain diperoleh rata-rata N-gain sebear 0,63 dengan kategori sedang pada kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,29 yang tergolong dalam kategori rendah. Berdasarkan uraian hasil analisis data dan pembahasan maka kesimpulan yang diperoleh (1) model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan (2) Kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran guided inquiry disertai LKPD berbasis multirepresentasi