Show simple item record

dc.contributor.authorLESTARI, Niken Ayu
dc.date.accessioned2025-07-28T03:24:34Z
dc.date.available2025-07-28T03:24:34Z
dc.date.issued2024-01-29
dc.identifier.nim202210101031en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127526
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 1 Agustus 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractAntibiotik adalah senyawa obat yang dihasilkan oleh fungi atau dengan cara sintetik yang digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri. Antibiotik memiliki fungsi untuk mencegah dan mengobati infeksi dari bakteri dan harus disertai dengan resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan bakteri menjadi tidak peka terhadap antibiotik sehingga menimbulkan masalah kesehatan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan ancaman terhadap permasalahan kesehatan global yang serius. Berdasarkan analisis global pada tahun 2019 menunjukkan bahwa resistensi antimikroba menyebabkan 1,27 juta kematian di seluruh dunia, termasuk 97.000 kasus kematian di wilayah Asia Tenggara. Penyebab utama resistensi antibiotik berasal dari ketersediaan antibiotik yang mudah diperoleh tanpa resep dokter, seperti di apotek. Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan yang melayani obat-obatan dengan praktik kefarmasian. Lemahnya sistem pengawasan kesehatan mengakibatkan pasien dapat dengan mudah memperoleh antibiotik tanpa resep di apotek. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan antibiotik tanpa resep di apotek Kota Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode simulasi pasien dengan skenario kasus penyakit common cold. Penelitian ini melibatkan 30 apotek di seluruh kecamatan Kota Pasuruan sebagai populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data dalam penelitian yaitu jumlah apotek yang melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep, jumlah apotek yang melakukan praktik penggalian informasi pasien, dan jumlah apotek yang melakukan praktik pelayanan KIE obat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 27 apotek (90%) di Kota Pasuruan melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep, terdapat 2 apotek (6,7%) melakukan praktik penggalian informasi pasien dengan menanyakan identitas dan gejala pasien, dan terdapat 6 apotek (20,7%) yang melakukan praktik pelayanan KIE obat secara spontan. Pada data penelitian, masih banyak apotek di Kota Pasuruan yang melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep untuk mengobati penyakit non infeksi sehingga Kota Pasuruan masih perlu pembinaan dan pengawasan agar berjalan sesuai regulasi yang berlaku.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectAntibiotik Tanpa Resepen_US
dc.subjectSimulasi Pasienen_US
dc.subjectCommon colden_US
dc.subjectApoteken_US
dc.titleEvaluasi Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kota Pasuruan dengan Metode Simulasi Pasienen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1apt. Ika Norcahyanti, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.identifier.pembimbing2apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Juli 2025en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record