Evaluasi Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kota Pasuruan dengan Metode Simulasi Pasien
Abstract
Antibiotik adalah senyawa obat yang dihasilkan oleh fungi atau dengan cara
sintetik yang digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri. Antibiotik
memiliki fungsi untuk mencegah dan mengobati infeksi dari bakteri dan harus
disertai dengan resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat
menyebabkan bakteri menjadi tidak peka terhadap antibiotik sehingga
menimbulkan masalah kesehatan resistensi.
Resistensi antibiotik merupakan ancaman terhadap permasalahan kesehatan
global yang serius. Berdasarkan analisis global pada tahun 2019 menunjukkan
bahwa resistensi antimikroba menyebabkan 1,27 juta kematian di seluruh dunia,
termasuk 97.000 kasus kematian di wilayah Asia Tenggara. Penyebab utama
resistensi antibiotik berasal dari ketersediaan antibiotik yang mudah diperoleh tanpa
resep dokter, seperti di apotek. Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
melayani obat-obatan dengan praktik kefarmasian. Lemahnya sistem pengawasan
kesehatan mengakibatkan pasien dapat dengan mudah memperoleh antibiotik tanpa
resep di apotek.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain cross
sectional yang bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan antibiotik tanpa resep di
apotek Kota Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode simulasi pasien dengan
skenario kasus penyakit common cold. Penelitian ini melibatkan 30 apotek di
seluruh kecamatan Kota Pasuruan sebagai populasi penelitian. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis
data dalam penelitian yaitu jumlah apotek yang melakukan pelayanan antibiotik
tanpa resep, jumlah apotek yang melakukan praktik penggalian informasi pasien,
dan jumlah apotek yang melakukan praktik pelayanan KIE obat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 27 apotek (90%) di Kota
Pasuruan melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep, terdapat 2 apotek (6,7%)
melakukan praktik penggalian informasi pasien dengan menanyakan identitas dan gejala pasien, dan terdapat 6 apotek (20,7%) yang melakukan praktik pelayanan
KIE obat secara spontan. Pada data penelitian, masih banyak apotek di Kota
Pasuruan yang melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep untuk mengobati
penyakit non infeksi sehingga Kota Pasuruan masih perlu pembinaan dan
pengawasan agar berjalan sesuai regulasi yang berlaku.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1553]