Show simple item record

dc.contributor.authorAISY, Syafira Rohidatul
dc.date.accessioned2025-07-18T01:38:28Z
dc.date.available2025-07-18T01:38:28Z
dc.date.issued2023-07-24
dc.identifier.nim192210101101en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127445
dc.descriptionValidasi_firli_15_Juli_25 ::: Finalisasi unggah file repositori tanggal 18 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractKulit berjerawat saat ini dianggap sebagai kondisi yang mengganggu, baik secara fisik maupun psikis. Penyebab terjadinya jerawat cenderung bersifat multifaktorial, salah satunya disebakan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Jerawat dapat diobati dengan pemberian antibiotik baik secara sistemik maupun topikal. Beberapa agen atau produk alami seperti minyak yang diperoleh dari tanaman juga dapat dimanfaatkan dalam pengendalian jerawat, salah satunya minyak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) dengan kandungan sinamaldehid (65-80%) dan eugenol (5-10%) dengan mekanismenya sebagai antibakteri. Pada penelitian ini, minyak kulit batang kayu manis diformulasikan dalam bentuk sediaan gel yang mampu meningkatkan kenyamanan pengguna. Penambahan minyak kulit batang kayu manis yang bersifat asam dan memiliki konsistensi cair ke dalam sediaan gel akan memberikan pengaruh terhadap mutu fisik dan aktivitas antibakteri yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan meliputi uji kualitas fisik sediaan, seperti organoleptis, pH, daya sebar, viskositas, dan reologi serta uji terhadap aktivitas antibakteri. Pengujian dilakukan dengan metode difusi sumuran yang memberikan hasil akhir berupa zona bening di sekitar sumuran berisi sampel uji dari sediaan dengan konsentrasi 0%, 1%, 3%, dan 5%. Hasil uji mutu fisik disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak kulit batang kayu manis mampu menghasilkan sediaan dengan warna putih susu dan beraroma khas kayu manis, meningkatkan pH, meningkatkan daya sebar, dan menurunkan viskositas sediaan. Pengujian terhadap aktivitas antibakteri memberikan hasil bahwa sediaan F0 (0%) tidak memiliki aktivitas antibakteri yang ditandai dengan tidak adanya zona bening yang terbentuk; F1 (1%) memiliki rata-rata zona hambat sebesar 6,93 ± 0,15 mm (kategori sedang); F2 (3%) memiliki rata-rata zona hambat 10,37 ± 0,25 mm (kategori kuat); dan F3 (5%) memiliki rata-rata zona hambat 25,43 ± 0,21 (kategori sangat kuat), sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak kulit batang kayu manis berpengaruh terhadap mutu fisik dan diameter zona hambat yang dihasilkan.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: apt. Lidya Ameliana, S.Si., M.Farm DPA: apt. Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Scen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectKayu Manisen_US
dc.subjectMinyak Atsirien_US
dc.subjectPropionibacterium acnesen_US
dc.subjectAntibakterien_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi Minyak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Mutu Fisik Gel dan Aktivitas Antibakteri terhadap Propionibacterium acnesen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiS1 Farmasien_US
dc.identifier.pembimbing1apt. Lidya Ameliana, S.Si., M.Farmen_US
dc.identifier.pembimbing2apt. Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Scen_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_15_Juli_25en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record