Show simple item record

dc.contributor.authorAKBAR, Filla Alfani
dc.date.accessioned2025-07-16T01:35:55Z
dc.date.available2025-07-16T01:35:55Z
dc.date.issued2025-01-31
dc.identifier.nim190210302088en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127379
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 16 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang berdirinya industri getuk goreng milik Ibu Diyem di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas tahun 1985-2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis dengan pendekatan sosiologi industri dengan menggunakan teori ekonomi industri. Banyumas memiliki makanan khas yaitu getuk goreng dan telah bertahan hingga beberapa generasi bahkan dapat menjadi usaha yang cukup menguntungkan. Getuk goreng selama ini menjadi makanan khas Banyumas dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, hampir seluruh areal persawahan di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas merupakan areal persawahan tadah hujan yang menjadikan padi bukan sebagai makanan pokok dan digantikan dengan singkong. Keahlian masyarakat Banyumas dalam membuat getuk goreng khususnya di Kecamatan Sokaraja telah diwariskan secara turun-temurun. Salah satu bukti bahwa keahlian masyarakat Banyumas dalam mengolah singkong diwariskan kepada generasi penerus adalah adanya sentra kedai getuk yang cukup besar di Kecamatan Sokaraja. Makanan pokok mereka yang awalnya singkong membuat mereka mengolah singkong menjadi makanan yang tidak hanya dimasak dengan cara dikukus atau dibakar saja, tetapi juga mengalami perkembangan dan inovasi sehingga terciptalah getuk goreng. Selain milik Bapak Sampirngad, di sana juga terdapat kedai getuk lain, salah satunya milik Ibu Diyem. Menurut Cahyo, generasi ketiga dari Ibu Diyem, getuk goreng Ibu Diyem memiliki keunikan tersendiri dibanding getuk goreng lain di Sokaraja. Hal ini menarik karena meskipun tidak menambah cita rasa kekinian, namun kedai getuk Ibu Diyem tetap ramai pembeli dan tidak kalah dengan kedai getuk lainnya. Selain itu, keunikan lain yang membedakannya dengan getuk di warung lain adalah adanya penambahan potongan daging kelapa pada getuk goreng Ibu Diyem. Getuk goreng di warung lain cenderung menambahkan rasa-rasa baru seperti coklat dan rasa lainnya, sedangkan getuk goreng Ibu Diyem lebih banyak menambahkan potongan kelapa yang memperkaya tekstur getuk gorengnya dan getuk goreng Ibu Diyem juga memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan getuk goreng lainnya. Hal ini dapat terjadi karena getuk goreng Ibu Diyem tidak menambahkan rasa lain dan menggunakan gula merah yang lebih ringan sehingga warna getuk goreng yang dihasilkan cenderung lebih cerah.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Dr. Sumardi.,M.Hum DPA: Akhmad Ryan Pratama.,S.Hum,M.Aen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jemberen_US
dc.subjectSejarahen_US
dc.subjectGetuk Gorengen_US
dc.subjectIbu Diyemen_US
dc.subjectKabupaten Banyumasen_US
dc.titlePerkembangan Bisnis Getuk Goreng Ibu Diyem Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun 1985-2019en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Sejarahen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Sumardi., M.Humen_US
dc.identifier.pembimbing2Akhmad Ryan Pratama., S.Hum,M.Aen_US
dc.identifier.validatorRudy Ken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record