Analisis Kadar Protein dan Kalsium serta Daya Terima Kue Kering Substitusi Ikan Teri (Stolephorus Sp) dan Tepung Kacang Mete (Anacardium occidentale)
Abstract
Stunting banyak terjadi di Indonesia dan disebabkan oleh kurangnya gizi
dalam jangka waktu panjang yang mengakibatkan anak lebih pendek dibanding
perkiraan usianya. Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak memerlukan makanan
yang mengandung protein dan kalsium. Zat tersebut berguna untuk membantu
pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan pada balita. Jumlah penderita
stunting di Kabupaten Jember sebanyak 35.000 atau sebanyak 34,9% yang
tergolong tinggi pada tahun 2022. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada
balita berupa kue kering merupakan inovasi untuk mencukupi zat gizi yang kurang
pada balita stunting. Selainitu, kelebihan kue kering yaitu mudah dikunyah dan
balita mudah untuk menikmatinya. Kue kering PMT ini menjadi alternatif yang
tepat untuk pembuatan produk makanan yang mudah didapatkan. Pembuatan kue
kering ini menggunakan tepung ikan teri dantepung kacang mete. Kue kering PMT
ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan penyajian dalam porsi kecil dapat dikonsumsi
sering sebagai snack makanan selingan untuk balita stunting. Tujuan dari penelitian
ini adalah menganalisis kandungan gizi (protein dan kalsium) serta daya terima kue
kering dengan substitusi tepung ikan teri dan tepung kacang mete.
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian
Posttest Only Control Group Design. Pengujian kadar protein dan kalsium
dilakukan di Laboratorium Analisis pangan Politeknik Negeri Jember dengan
menggunakan 4 sampel dengan masing-masing sampel terdapat 3 perlakuan sampel
kue kering menggunakan formula tepung ikan teri dan formula tepung kacang mete
yang terdiri dari X0 (0% : 0%), X1(5% : 20%), X2 (10% : 15%), X3 (15% : 10%).
Sedangkan untuk uji daya terima dilakukan di SDN Kaliwates 2 Jember dengan 30
panelis. Penelitian ini diawali dengan pembuatan kue kering substitusi tepung ikan
teri dan tepung kacang mete kemudian dianalisis kadar protein menggunakan metode kjedahl dan kadar kalsium menggunakan metode permanganometri.
Analisis statistik kadar protein dan kalsium dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu, jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji One-Way Anova.
Analisis data uji daya terima menggunakan uji Friedman. Apabila hasil signifikansi
<0,05 maka dilanjutkan dengan dengan uji Wilcoxon Sign Rank Test.
Data hasil uji kadar protein dan kalsium berdasarkan uji One-Way Anova
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap substitusi tepung ikan
teri dan tepung kacang mete. Hasil rata-rata kadar protein pada kue kering dengan
atau tanpa substitusi tepung ikan teri dan tepung kacang mete pada perlakuan X0,
X1, X2 dan X3 adalah 11,08 g, 18,58 g, 20,4 g, 21,37 g sedangkan hasil rata-rata
kadar kalsium 31,5 mg, 165 mg, 323 mg, 481, 5 mg. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa kadar protein dan kadar kalsium meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah substitusi tepung ikan teri. Hasil uji statistik daya terima
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter rasa dan
aroma. Sedangkan pada parameter warna dan tekstur menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penentuan formulasi terbaik dengan
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) diketahui sampel
perlakuan yang terpilih yaitu formula 1 dengan substitusi sebesar 5% tepung ikan
teri dan 20% tepung kacang mete. Rekomendasi konsumsi kue kering tepung ikan
teri dan tepung kacang mete sebagai makanan selingan adalah sebanyak 7 buah
setiap kali makan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah kurangnya efisiensi
dalam pembuatan kue kering yang disebabkan oleh oven yang kecil dan sebaiknya
panelis pada uji daya terima dilakukan pada ibu balita. Saran penelitian bagi peneliti
selanjutnya ini perlu dilakukan lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian produk
kue kering, dan formulasi tambahan, sedangkan bagi masyarakat dapat dijadikan
makanan selingan yang dapat memenuhi kebutuhan protein dan kalsium bagi balita
stunting.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2335]